Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Sejati

15 November 2021   12:09 Diperbarui: 15 November 2021   12:24 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau melamun Sarah? Aku memperhatikannya. Sarah menggeleng sampai rambut bule lembutnya bergerak berurai-urai.

Dia tidak seperti engkau, Jon. Meskipun kau cuma pemuisi, tapi kau benar-benar lelaki sejati! Maksudku Kevin muda itu. Dia lelaki yang tak bisa membahagiakan perempuan! Jon, Kau mendengar aku?

Aku mendengarmu Sarah!

Kau tahu semalam, ibunya yang seperti mall berjalan itu, selalu menguntit kami berdua. Ibu itu berbicara tentang kekayaan mendiang suaminya dan memuji Kevin berpendidikan tinggi, kaya dan digilai wanita. Dia menghina saya begitu samar namun tajam. Dasar perempuan tua posesif kepada anak lelakinya yang payah! Aku bisa gila mendengarnya berisik! Sarah mengomel kesana kemari.

Hei! Kau dengar aku Jon?

Sudahlah! Aku mencintaimu Sarah! Kataku bersuara serak. Lalu aku merangkul wanita itu, mencium baunya dan meresapi hingga ke otakku.

Hanya engkau yang bisa membahagiakanku, Jon! Sarah menyerudukkan kepalanya ke leherku. Lalu kami diam berdekapan.

Tiba-tiba aku merasa tak beres, membuatku tubuhku meregang, dan tanpa sadar mencengkeram lehernya. Ada sesuatu yang tidak semestinya, aku menjadi sangat tahu perubahan ini.

Hei! Bukankah kau bermain dengan Kevin? Kau berbau berbeda, Sarah! Aku menyentakkan lengan besarku, membuat Sarah terhuyung. Hei! Kau kasar Jon? Dia menjerit. Aku tak hirau, mendorong tubuh Sarah kedua kalinya,  membuat perempuan itu tersungkur. 

Aku tahu kau bermain dengan Kevin, aku mencium wangi yang berbeda, bukankah begitu? Aku berteriak tanpa berhasil mengontrol darahku, sembari menendang meja, kursi dan apa saja yang dekat dengan tubuhku. Membanting semua benda yang ada di atas meja hingga segala berantakan. 

Aku terus- terusan berceloteh tidak karuan dan bergerak kesana kemari, sehingga membuat tubuhku yang berat, mulai limbung dan aku terjerembab di depannya. Tiba-tiba saja aku merasa mual dan lunglai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun