Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Derita Pernikahan

30 Juli 2021   19:44 Diperbarui: 30 Juli 2021   19:48 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maksudmu tidak sama lagi? Apakah tidak ada lagi pertemuan yang mengejutkan dan berdebar?

Dia menggeleng. Lehernya terlihat kaku. Saya membisu, berpikir bakal tidak akan menemukan rindu sesudah pernikahan?

Saat itu pula saya bersedih menatap kabut yang berganti hujan. Ingin rasanya saya terbang menembus tirai hujan untuk bermain sesuka hati. Membiarkan air hujan yang dingin merambah bulu-bulu halus di kulit saya.

Perkawinan ini akan menjadi ruang yang terkunci! Perlahan saya berucap kepada lelaki tampan itu. Namun dia bereaksi seakan tak mengerti kecuali undang-undang.

Kau bisa terus bernyanyi dan berputar! Sahutnya seakan memberi pengertian yang diyakini benar.

Ah! Betapa beratnya!

***

Hari kemudian saya sudah bertemu dengan sahabat-sahabat saya, setelah saya memotong lintasan perjalanan indah mereka. Mereka adalah tiga sahabat lama dengan penampilan berbeda. Dan kalian tahu? Setiap saya berjumpa dengan mereka yang ada hanya kebaruan yang saya rasakan, demikian pula sebaliknya bagi mereka.

Kali ini karib yang paling centil menggunakan hiasannya yang teranyar, saya menatap kagum tak henti ke sekujur dadanya yang berwarna ungu azalea, saya memeluknya karena harum violetnya membuat begitu besar hasrat untuk memeluknya. Kemudian saya melirik ke si tengah, yang selalu memakai manik-manik berwarna belang. Si periang ini selalu penuh kisah yang tak pernah membosankan. 

Dan sahabat saya yang terakhir, yang berjuluk si angsa, dikarenakan jenjang indah lehernya kali ini menggunakan kemilau emas di lehernya yang menggelinding seperti luncuran bintang.

Kami berbicara riang seperti tidak satupun sanggup menghalangi, membuat cemburu kelompok lainnya yang saya pikir juga tidak kalah cantiknya, tampak mereka memakai gaun berbulu lembut cokelat cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun