"Abang  bukan macam lelaki yang mendekati perempuan dalam kepahitan, bukan?".
"Kamu terlalu terus terang". Â
"Aku kerap melihatnya".Â
"Maksud kamu?".Â
"Aku selalu melihat banyak hal yang ada didepan".Â
"Kamu cenayang?".Â
"Ha..ha" perempuan itu tertawa meski rapat bibir merahnya. "Abang lucu".Â
"Indigo?", saya setengah menggoda dan dia menggeleng.Â
"Aku kerap melihat diriku sejak kecil". Sekarang gantian aku yang menatap wajah sang biduan yang tirus menawan, ada seperti garis panjang di bola matanya, seakan garis kegetiran.Â
"Abang suka menyanyi?".Â
"Saya pernah penyanyi".Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!