"Jawa". Kembali dia berpaling, menatap seperti melihat mahluk asing.Â
"Jawa? Apa yang abang lakukan?".Â
"Entahlah" saya menggeleng. Dia lebih mendekatkan herannya.Â
"Abang menyeberang jauh, untuk mencari entah di pulau mungil ini?" mata indahnya menyipit. Saya hanya mengangkat bahu. Lalu tak lama dia berlaku seperti tak acuh.Â
"Aku suka lagu terakhir kamu" saya mengganti topik.Â
"Abang melankolis kali..", kembali dia tersenyum kecil.Â
" Kamu sering menyanyikannya?" dia berpaling, menyibak rambut hitam lembutnya.
" Tetap dalam jiwa..terkadang..".Â
"Saya menyukainya meski terdengar pahit".Â
"Abang tak tertampak pahit..".Â
"Barangkali..maaf", aku menjadi salting.Â