"Masuk masuk" Endi membuka pintu yakin.
"Room service, om" perempuan office girl ragu melangkah masuk.
"Itu barang bagus neh? Bisa langsung mainkan saja, Sis" Endi langsung menyela.
"Eh, ini buat anu om..eh.." perempuan itu menyaut panik. Dia membentang kantong plastik  berisi pecahan bubuk kristal ngeblink, sambil memasukkannya kedalam labu gelas. Lalu melangkah kagok menuju kamar mandi.
"Hush.. kemane? Sini duduk, kita langsung bakar dongs!" Endi menyergap lengan perempuan itu, enggak sabaran merebut pasir kristal di labu dan memanaskannya dengan korek gas.
"Itu.. pak, eh om.. kenapa?.." si perempuan terkejut, tampak mendekat berusaha mencegah Endi yang sudah keburu nyimeng asep yang keluar dari stoples. Menghisap dalam sepenuh hidung tomatnya, Endi menyemburkan keluar gulungan kabut dari tenggorokannya.
"Ehek.. ehek.." Endi tiba tiba terbatuk, lalu muntah. Bleer..! Â Memegangi lehernya lalu tubuhnya berpusing dan tersungkur disamping sofa.
"Tuh, kan. Udah dibejakeun?" perempuan itu tergagap menatap lelaki yang menggelepar didepannya.
Sadar diri, perempuan itu meraih telpon.
"Skuriti, skuriti.." dia memekak digagang telpon.
"Ada apa ceu?" dua skuriti, satu tua dan satunya yunior, bergeruduk menerobos kamar terbuka.