"Wahduh! Shabu-shabu ini, ceu? Bahaya ini ceu! Menyebar! Menyebar!" sekuriti yang masih muda sigap waspada.
Skuriti tua lebih ati ati, mendekat dan memeriksa Endi, yang mulai menggeliat sambil memegang perutnya seperti kesakitan.
"Bang! Bang? Are you oke?" dia mengira Endi wna.
Endi mengangguk berusaha bangkit dipapah pak skuriti, terhuyung rebah keatas sofa namun tidak terlihat teler, malah tampak seperti sakit perut melilit dan belum sepenuhnya sadar untuk interogasi.
"Ini bagaimana kisahnya, ceu?" skuriti tua menyelidik kearah perempuan office itu.
"Lah, ini saya bawa ini. Mau bersih kamar mandi. Malah direbut, si om" jawabnya sambil menuding bubuk kristal yang tersisa dimeja.
" Emang itu naon ceu?"
"Itu mah Tawas!"
Skuriti mengeluarkan giginya menahan tawa, sambil memandang Endi yang masih ngiler dan ngelindur, kayaknya sungguh keracunan.
Skuriti berinisiatip menetral racun tawas yang bersarang ditubuh Endi, dan bertanya ke perempuan ofifce itu.
"Ceu, punya susu?"