Hari spesial Aida pun tiba, hari ulang tahunnya ke tujuh belas yang manis alias sweet seventeen. Ulang tahun yang biasa diramaikan silam sebelumnya, menjadi tak biasa dengan kehadiran sosok baru Agip, yang mulai dirasakan menarik hatinya.
Bubar pelajaran, kegembiraan ini dirayakan di kafe emperan sekolah bersama geng satu kelas, namun kali ini dibintangi si ganteng Agip.
"Ayo kasih sun" Iya dongs!" Kawanan Aida bersurak tertawa seru, saat  digenggaman, Agip mendekat Aida untuk memberikan kado.
"Ih, afaan sih?" Aida grogi, warna pipinya memerah. Begitupun  Agip, gugup dan tolah toleh salting. Mereka sangat tidak biasa dengan setingan ini.
Wajah Agip mendekat pipi Aida, lalu menciumnya dengan hidungnya. Wajah lugu keduanya memucat. Malu banged.
"Horey!" Potong kuenya, potong kuenya.." mereka larut menyanyi gembira. Sementara Aida tertunduk malu dan Agip menyingkir merasa enggak enak.
Pestapun usai, anak anak unggulan pulang kerumah masing masing.
Aida pun tiba dirumah dengan senyum senyum aneh dengan mata binar berputar, ada rasa seneng campur kesel gimana gituh. Tapi dia merasakan indah.
Maminya yang super perhatian dan memberi cium ulang tahun disambutnya kurang konsen. Membuat maminya herman, kenapa nih anak perawan cantiknya?
"Enggak apah apah" Aida melengos sambil senyum senyum sendiri, tak menjawab tanda tanya sang mami. Tapi mami modern maklum, hanya menggeleng geleng, menatap gadis cantiknya melenggak lenggok masuk kedalam kamarnya.
***