Mendengar penuturan gadis malang itu, spontan Bamset menetapkan Rupini menjadi "anak asuh" komunitas yang dipimpinnya. Terkait hal tersebut, kebutuhan pampers, sembako, radio kecil, kasur, bantal  hingga pispot bakal dipenuhi Relintas. " Akan saya upayakan mendapatkan pemeriksaan secara medis," jelas Bamset.
Mengingat Rupini sangat berharap ada perubahan pada dirinya, Bamset segera mengontak dokter Fitri Anindya.Beruntung, dokter muda tersebut langsung menyanggupinya. Sehingga, setelah menunggu 35 tahun, akhirnya untuk pertama kalinya Rupini menjalani pemeriksaan secara medis.
Berdasarkan pemeriksaan medis oleh dokter Fitri, ternyata Rupini mengalami leg length discrepancy ( perbedaan panjang tungkai) akut. Akibat terlalu lamanya penyakit itu, kaki dan tangan Rupini menjadi bengkok. " Rupini harus menjalani therapi secara berkesinambungan," jelas dokter Fitri.
Kendati apa yang dijelaskan dokter Fitri bagi orang kebanyakan merupakan hal lumrah, namun, untuk Rupini adalah hal yang sangat luar biasa. Di mana, jangankan kartu BPJS, KTP pun ia tak punya. Untuk menjalani therapy secara umum, biayanya jelas merupakan hal yang mustahil. Duh, bagaimana ini ? Negara, hadirlah. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H