Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Desa Ngadirojo, Menembus Istana Presiden

2 April 2019   17:34 Diperbarui: 2 April 2019   18:03 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua karyawan tengah membuat aneka kerajinan (foto: dok pri)

Cindera Mata Istana Presiden

Hingga akhirnya, saat Roy diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Semarang, dirinya mulai berupaya beternak ayam. Keuntungannya untuk membiayai kuliahnya. Sampai akhirnya, gelar sarjana di tangan, di tahun 1997, ia merantau ke Bogor, Jawa Barat dan bekerja di pabrik keramik. " Satu bulan penuh saya menggunakan Koran untuk alas tidur, karena memang tak mampu membeli kasur," jelas Roy serius.

Di pabrik keramik tempatnya bekerja, Roy yang sarjana kimia ditempatkan di bagian laboratorium yang bertugas meneliti kandungan kimiawi bahan baku. Kendati begitu, dirinya berupaya "mencuri" ilmu pembuatan beragam keramik dari mulai proses awal hingga finishingnya. Pasalnya, ia memiliki keinginan kuat mendirikan perusahaan keramik sendiri.

Setelah merasa cukup ilmu, Roy nekad mendirikan perusahaan keramik dengan pekerja hanya beberapa orang saja. Mengandalkan kepiawaian tangan dalam memproduksi berbagai barang berbahan tanah liat, akhirnya di tahun 2008 dirinya berani memasang merk dagang NPI. Maklum, meski omzet masih terbatas, namun produknya telah cukup dikenal masyarakat.

Porcelain yang masih setengah jadi lagi dikeringkan (foto: dok pri)
Porcelain yang masih setengah jadi lagi dikeringkan (foto: dok pri)

Tahun 2013, Roy memboyong UMKM yang dirintisnya ke Desa Ngadirojo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Di sinilah awal berkibarnya NPI di dunia perkeramikan atau porcelain. Bulan Januari tahun depan, merupakan hari jadi NPI yang ke lima.Selama kurun waktu lima tahun tersebut, berbagai penghargaan mampu diraih oleh UMKM yang memilikin 70 karyawan tersebut.

Beragam penghargaan baik tingkat Provinsi Jawa Tengah mau pun nasional disematkan pada NPI. Seiring dengan bertumpuknya penghargaan, salah satu apresiasi yang diterimanya datang dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Di mana, souvenir berupa patung porcelain berbentuk penari Bali secara resmi dijadikan cindera mata untuk para kepala negara saat mengikuti KTT IQRA tahun 2017.

Souvenir pesanan Istana yang harganya aduhai (foto: dok pri)
Souvenir pesanan Istana yang harganya aduhai (foto: dok pri)

Tembus Pasar Dunia

Kendati souvenir- souvenir buatan NPI yang berupa patung porcelain berbalut emas di KTT IQRA telah dikoleksi ratusan kepala negara, namun menurut Roy, souvenir - souvenir itu sebenarnya menembus Istana Kepresidenan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) , yakni di tahun 2013 atau setahun sebelum beliau lengser.

Ceritanya, ungkap Roy, di tahun 2013 digelar pameran inacraft di Jakarta Convention Centre. Karena NPI memang langganan tiap pameran, kesempatan tersebut tak dilewatkan begitu saja. Dengan mengusung berbagai produk unggulannya, termasuk patung penari Bali, NPI ikut menjajakan pernak pernik buatan tangan (handmade).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun