Konsekuensi pemakaian kateter ini, Kaembi saban bulan harus datang ke mantri kesehatan untuk menggantinya. Sebab, bila tak diganti, air kencingnya tak mampu keluar. Selain itu, ia juga waspada saat kantong plastiknya sudah penuh, perlu segera dibuang isinya. "Kalau tidak dibuang, air kencing jadi mempet," ungkapnya.
Ketika saya tanya tentang keberadaan kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan, Kaembi mengeluarkan beragam dokumen keluarga yang tersimpan di tas kresek. Ternyata, isinya hanya KTP (Kartu Tanda Penduduk) edisi lama plus Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Dirinya juga tak paham tentang fungsi BPJS mau pun KPS, yang diketahuinya, apa pun program pemerintah, kehidupannya tetap melarat.
Saya sangat bersyukur, tubuh sehat dan mampu makan tiga kali sehari. Ya Allah, kenapa Engkau berikan cobaan yang berat terhadap dhuafa ini? Dalam perjalanan menuju lokasi lainnya, saya harus mengepresiasi Kaembi. Cintanya terhadap sang istri, ternyata tidak tergerus oleh kejamnya alam. Terbukti, hingga usia uzur pun, dirinya setia menemani mantan kekasihnya. Entah sampai kapan pemerintah berdiam diri, sebab, idealnya mereka berada di panti jompo, bukan tinggal  di dekat kandang. (*)