" Prinsip saya, ora ubet ora ngliwet ( tidak ulet tak bakal menanak nasi), yang penting mampu menjadi juragan bagi diri sendiri sudah cukup. Sebab, dengan segala keterbatasan yang ada pada diri saya, rasanya tak mungkin bekerja pada orang lain," ungkap Widi serius.
Sebelum mengakhiri perbincangannya, Widi masih memaparkan keinginannya. Di mana, dirinya masih ingin belajar pada perajin batok yang kebetulan namanya juga Widi warga Ambarawa , Kabupaten Semarang.Sedangkan yang terakhir, ada keinginan kuat Rumah Kreatif yang dirintisnya benar- benar bermanfaat bagi orang lain yang ingin menciptakan lapangan kerja sendiri.
Itulah sedikit perbincangan dengan Widi, penyandang disabilitas yang menolak menyerah pada keadaan. Segala langkahnya, harusnya mampu menjadi inspirasi bagi orang normal yang malas mencari nafkah. Sebab, faktanya, ayah satu anak itu tetap penuh semangat menjalani kehidupan dan tak memiliki kosa kata mengeluh. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H