Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penyakit Laten Pertengahan Bulan Ramadan

13 Juni 2017   16:35 Diperbarui: 24 Juni 2017   12:33 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila ibu-ibu yang memiliki hutang harus pontang-panting cari uang untuk melunasi kewajibannya, demikian pula dengan para pengurus kelompok. Mereka yang sudah masanya mempertanggungjawabkan keuangan, biasanya juga ikut pusing mengejar-ngejar “nasabah”nya. Langkah menjadi debt colector ini, rata- rata dimulai sejak H-7 pertemuan rutin.

Beberapa pengurus PKK, saking geregetannya malah sempat posting di akun media sosial miliknya masing- masing. Prinsipnya, mengeluhkan perilaku para “nasabah” yang tidak tertib dengan komitmennya. Salah satunya adalah ibu Retno (35), warga salah satu perumahan. Dalam status yang dipostingnya, ia mengaku pusing menghitung uang simpan pinjam PKK dan meminta besok agar posisinya diganti orang lain.

Status yang diunggah di media sosial (foto: dok Retno)
Status yang diunggah di media sosial (foto: dok Retno)
Demikian pula dengan Natalia (40) , berhari- hari ia harus mengirimkan “somasi” pada ibu- ibu di kampungnya. Targetnya, H-1 pertemuan PKK, semua sudah memberesi kewajibannya masing- masing. Dan, sungguh celaka, jelang pertemuan digelar, tetap saja ada yang belum beres.“ Jadinya selama berhari- hari selalu Siaga 1,” ungkapnya sembari berseloroh.

Itulah sedikit catatan fenomena sosial di masyarakat Kota Salatiga dan sekitarnya, niat baik untuk saling membantu, menimbulkan persoalan tersendiri di pertengahan bulan Ramadan. Kendati jelas- jelas sudah menjadi penyakit laten tahunan, namun, sepertinya sulit dihilangkan karena telah jadi tradisi. Sepertinya, syahwat berhutang berbunga rendah memang sudah ditahan. Bagaimana dengan kampung Anda? Selamat menjalankan ibadah puasa, jaga diri jaga hati dan jangan lupa, tuntaskan kewajibannya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun