Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gua Misterius di Grujugan Gamelan, Lebak, Bringin

18 Mei 2017   17:16 Diperbarui: 18 Mei 2017   17:21 5927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Dulu di lokasi ada gua kecil yang didalamnya terdapat gendang yang sering dipinjam orang. Ternyata, ada orang yang kurang ajar, yakni usai meminjamnya, gendang diolesi kotoran ayam. Setelah kejadian itu, terowongan berikut gendangnya menghilang,” ungkapnya.

Perihal nama GG, lanjutnya, hal itu disebabkan pada malam- malam tertentu sering terdengar suara gamelan di lokasi. Bila didekati, sumber suara perlahan menghilang. Karena memang belum mempunyai nama, akhirnya diberi nama GG. “ Yang pasti jaman saya kecil, siang hari pun tidak berani main ke tempat itu karena dikenal angker,” jelasnya.

Keindahan alam yang bisa dinikmati gratis (foto: dok pri)
Keindahan alam yang bisa dinikmati gratis (foto: dok pri)
Kendati tidak menemukan gua misterius, namun dilihat dari jarak sekitar 25 meter, alam di sini memang sangat indah. Sepertinya lokasi tersebut,  terlindungi oleh keraifan lokal sehingga tak terlihat corat- coret menggunakan pilox seperti galibnya lokasi wisata desa yang banyak dikunjungi remaja. Hampir satu jam menikmati gemericik air, akhirnya saya putuskan meninggalkan GG nan cantik.

Di parkiran, seorang pemuda bernama Andri (20) sempat menjelaskan bahwa lokasi ini baru digarap oleh KT Desa Lebak mulai bulan Januari lalu. Dipimpin Chandra selaku ketua KT, mereka meminta ijin kepada kepala desa untuk mengelolanya. Setelah pamong desa merestui, mereka bergotong royong membuka jalan, menyiapkan sarana prasarana hingga memasang spanduk di ruas jalan.

Ayunan dan gazebo sederhana yang dibuat KT (foto: dok pri)
Ayunan dan gazebo sederhana yang dibuat KT (foto: dok pri)
Setelah semuanya dianggap memadai, akhirnya obyek wisata dibuka untuk umum secara gratis. Kemungkinan, memasuki hari Raya Idhul Fitri mendatang baru ditetapkan biaya masuk. “ Sekarang masih tahap sosialisasi dan menyiapkan segala sesuatunya yang kurang. Jadi kami hanya menarik uang parkir saja,” ungkapnya.

Itulah hasil blusukanhari ini, kendati serba sederhana, namun upaya para pemuda dari KT setempat itu layak diacungi jempol.Pasalnya, mereka sudah ikut memelihara alam dan memanfaatkan lingkungan untuk mengeksploitasinya guna kepentingan desanya. Harusnya, pihak pemerintahan desa ikut cawe- cawe agar lokasi GG mampu dikenal oleh masyarakat luas.  Minimal, di jalan raya dipasang spanduk- spanduk berikut petunjuk jalannya sehingga pengendara kendaraan mampu melihatnya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun