Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Negara Gagal, Rasa Malu, dan Buku

31 Januari 2025   07:46 Diperbarui: 31 Januari 2025   07:46 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa yang terjadi di AS secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi Indonesia. Jika pemerintah Indonesia memutuskan bergabung ke BRICS, dapat ditengarai sebagai kecondongan terhadap Rusia dan China demi mengurangi kebergantungan terhadap AS dan negara-negara Eropa. 

Mari kita cermati arah AS selanjutnya sambil kembali membaca Chomsky dan apa yang sedang terjadi di negeri ini.

Buku Jared Diamond

Jared Diamond, seorang ilmuwan multidisiplin, dalam bukunya Upheaval: Turning Points for Nations in Crisis (2019)---dikenal juga menulis buku laris Guns, Germs, and Steel serta Collapse---mengungkap teorinya bagaimana negara-negara menghadapi krisis besar dan apakah mereka mampu bangkit atau justru runtuh. 

Diamond membandingkan krisis nasional dengan mekanisme coping (penanggulangan) dalam psikologi individu, yaitu bagaimana suatu negara bisa belajar dari pengalaman, menerima kenyataan, dan melakukan perubahan untuk bertahan. Ia memberi contoh tujuh negara, yaitu Finlandia, Jepang, Chili, Indonesia, Jerman, Australia, dan Amerika Serikat.

Terkait Indonesia, ia mengkhawatirkan masalah besar yang dihadapi negara ini pascakrisis 1998 dan reformasi. Lima poin yang didalami Diamond soal Indonesia, yaitu 1) korupsi yang mengakar; 2) ketimpangan ekonomi; 3) ancaman perpecahan dan konflik sosial; 4) ancaman perubahan iklim; dan 5) sistem politik yang rentan.

Mungkin Diamond terkesan spekulatif dengan prediksinya itu. Namun, hal itu dapat menjadi sebuah alarm peringatan bahwa  Indonesia memang berisiko menuju negara gagal. Sebaliknya, Indonesia bakal menjadi negara tangguh jika mampu memadamkan dan menghadapi itu semua.

Saya bukanlah analis politik, apalagi pakar. Seperti orang kebanyakan, saya memandang kondisi Indonesia kini memang tidak sedang baik-baik saja. Presiden Prabowo menghadapi banyak PR, terutama demi mengeliminasi indikasi kelima poin seperti yang dikemukakan oleh Diamond.

Korupsi yang merajalela hingga triliunan rupiah dan ketidakmampuan KPK kini mengatasinya tengah menjadi sorotan. Demikian pula putusan pengadilan atas kasus-kasus megakorupsi yang tidak memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat.  

Hal yang mengemuka kini sehingga mengusik kedaulatan kita dan autokritik jargon "NKRI Harga Mati" ialah mencuatnya kasus pagar laut. Wilayah laut yang semestinya tidak dapat dikavling-kavling justru dimanipulasi menjadi kepemilikan individu. Semua itu memicu perlawanan terhadap praktik oligarki. 

Perang opini dan narasi pun terjadi, baik di media sosial maupun media elektronik. Kita sebagai satu bangsa seperti sedang diadu domba oleh kepentingan-kepentingan. 

Poin ketiga yang disodorkan Diamond tentang risiko ancaman perpecahan dan konflik sosial bukan tidak mungkin akan terjadi. Elite-elite politik yang "cuci tangan" sambil tutup mata terhadap kebijakan-kebijakan yang pernah diamininya sungguh menunjukkan dinamika sistem politik yang rentan.

Buku Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun