Buku Hasto boleh dibilang buku yang lepas momentum karena mengangkat topik geopolitik Soekarno yang tidak begitu populer sebagai bacaan pada saat kini. Namun, buku itu tentu penting sebagai kajian sejarah dan aktualisasi pemikiran Soekarno, terutama bagi kader-kader PDIP.
Hasto Kristiyanto tidak memulai buku dari kisah hidupnya, seperti kebanyakan dilakukan oleh para politikus. Bagus juga memulai dari buku-buku pemikiran, bukan buku kisah hidup (autobiografi atau memoar) yang lebih berisi "kecap" nomor satu perjalanan tokoh.
Salam buku, siapkan buku engkau pada 2025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H