***
Rumah yang saya tempati saat ini di Cimahi adalah hasil dari royalti buku. Renovasinya adalah hasil dari jasa penulisan. Begitu juga aset lain yang saya miliki semua berasal dari kerja penulisan-penerbitan selama lebih dari 20 tahun.Â
Tentu saja meskipun tidak terlihat gagah, saya alhamdulillah tidak rentan secara ekonomi karena mengambil jalur lain dalam bidang penulisan.
Suatu hari pernah juga seorang jenderal menelepon saya. Beliau meminta bantuan untuk mengedit laporan kajian militer dari sebuah lembaga milik TNI.Â
Saya membantu para peneliti dari TNI tersebut untuk membuat laporannya mudah dibaca, dipahami, dan benar dalam rujukan data-fakta. Pengalaman ini bagi saya membuktikan bidang apa pun dapat dimasuki oleh seorang penulis, termasuk bidang militer.
Pernah juga saya berkantor di Prudential. Urusannya mengedit lebih dari 400 dokumen asuransi. Tugas saya mengedit dan menyelaraskan bahasa dokumen agar sesuai dengan ejaan yang berlaku dan tidak menimbulkan multitafsir. Jadi, urusan asuransi juga dapat menjadi urusan penulis.
***
Karena itu, boleh saya katakan bahwa menulis adalah "mata uang" yang laku di mana pun, tidak peduli bidang apa pun. Sampai kini saya "rentan" berjalan-jalan tersebab kemampuan menulis dan menyunting.Â
Penghasilan lain sebagai faktor ikutan (meminjam istilah Wahyudi), saya peroleh dari undangan mengisi pelatihan, seminar, dan lokakarya, termasuk juga menjadi konsultan untuk beberapa lembaga.Â
Saya pernah dikontrak Qbaca Telkom untuk perjalanan road show di beberapa kota mengenalkan platform toko buku elektronik Qbaca. Alhasil, saya jalan-jalan dibiayai oleh Qbaca Telkom.
Perjalanan saya ke beberapa negara Asia dan Eropa, hampir semuanya gratis terkait dengan tugas penulisan-penerbitan. Karena itu, tidak salah kalau saya mengatakan penulis sejati itu justru rentan jalan-jalan.Â