Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Belajarlah Sampai ke Negeri Shenzhen

16 Januari 2020   07:32 Diperbarui: 17 Januari 2020   06:21 4226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko perhiasan Shenzen Imperial Culture Museum (Foto: Bambang Trim)

Sebagai Zona Ekonomi Khusus, Shenzhen memberlakukan tarif pajak yang rendah untuk para investor dan kemudahan lainnya. Upah tenaga kerja juga yang awalnya berlaku sangat murah. Karena itu, pabrik-pabrik pun berdiri di Shenzhen, bahkan yang semula ada di Hong Kong beralih ke Shenzhen.

Shenzhen mengalami pertumbuhan pesat dengan penduduk awalnya 300.000 jiwa melonjak ke 10 juta jiwa. Shenzhen diserbu pendatang karena menawarkan pekerjaan, biaya hidup yang masih terjangkau, dan fasilitas yang sangat memadai. Kini harga properti di sini tidak lagi murah.

Gedung-gedung pencakar langit menjulang di Shenzhen, terutama gedung perkantoran dan apartemen mewah. Di Shenzhen terdapat gedung tertinggi di dunia dengan tinggi 599 meter yaitu Gedung Ping An Finance Center. Gedung jangkung ini terhubung dengan properti komersial dan residensial, serta koridor rel berkecepatan tinggi Pearl River Delta.

Gedung Pin Ang Finance Center (Foto: Bambang Trim)
Gedung Pin Ang Finance Center (Foto: Bambang Trim)
Udara Shenzhen terasa bersih karena mobil-mobil listrik mulai mendominasi. Sepeda motor sudah dilarang berada di jalan-jalan. Namun, motor atau sepeda listrik masih digunakan masyarakat, terutama para pekerja pengantar barang. Mereka hanya boleh berkendara di trotoar, tidak di jalan raya.

Namun, berjalan di trotoar harus waspada karena hilir mudik sepeda/motor listrik ini.

Lebar jalan dan lalu lintas teratur di Shenzhen ibarat surga bagi kita yang tinggal di Jakarta. Hampir tak terlihat kesemrawutan, apalagi terdengar bunyi klakson bersahutan. Aturan lalu lintas di Shenzhen termasuk ketat dan dendanya juga besar.

Bagaimana dengan destinasi wisata di Shenzhen? Ada beberapa, tetapi yang paling terkenal adalah Window of The World---miniatur bangunan-bangunan bersejarah di dunia. 

Tiket masuk ke sini seharga 140 Yuan (kalikan saja dengan Rp2.200) untuk dewasa dan 70 Yuan untuk anak-anak. Relatif murah jika dirupiahkan karena di sini ibarat berkeliling dunia dalam satu hari.

Jika rajin googling, destinasi lain juga tersedia. Bagi yang hobi belanja, Shenzhen menawarkan lokasi belanja dengan harga bersahabat. Sebut saja Dongmen yang menyediakan aneka barang, seperti pakaian, sepatu, souvenir, hingga elektronik dengan harga menawan.

Ada lagi Huaqiangbei, surga belanja elektronik bagi para pemburu gawai, komputer, dan sejenisnya. Selain itu, ada Louhu yang juga menyediakan aneka produk, seperti barang elektronik, mainan anak, dan souvenir khas Cina.

Shenzhen memang menjadi pusat industri elektronik dan industri perhiasan sejak kali pertama dibangun. Salah satu perusahaan besar elektronik, Huawei, memulai debutnya dari Shenzhen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun