Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Membajak "Sawah Kering" Perbukuan

5 September 2019   06:30 Diperbarui: 19 Mei 2022   18:26 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scott Umstattd/Unsplash

Jadi, ada dua perilaku pembajakan buku yang berkembang kini. Pertama, membajak buku secara fisik mentah-mentah. Kedua, membajak buku secara konten dan konteks. Kalau yang pertama, harus dibasmi langsung. Kalau yang kedua, harus disomasi dan juga dibasmi lagi.

***

Dunia literasi kita memang rumit dan ruwet karena terkadang kita menemukan fakta-fakta yang tidak sesuai dengan asumsi atau boleh disebut anomali. Contohnya, asumsi minat baca masyarakat rendah, tetapi mengapa pembajakan buku bersimaharajalela. 

Asumsi bahwa harga buku mahal, tetapi mengapa pameran buku asing seperti Big Bad Wolf banjir pengunjung. Asumsi bahwa industri buku mati suri, tetapi mengapa masih banyak pengusaha penerbit yang kaya-kaya. Hahaha, inilah buah dari minimnya riset-riset perbukuan.

Mudah-mudahan pemerintah, asosiasi profesi perbukuan, masyarakat pembaca, dan pegiat literasi, semuanya mau bersatu membasmi praktik-praktik tidak literat dalam dunia perbukuan Indonesia. Jangan sampai nanti ada penghargaan tahunan: "Buku Paling Banyak Dibajak" dan pembajaknya yang mendapat penghargaan.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun