Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Diksi dan Dendang Kaesang

7 Juli 2017   10:47 Diperbarui: 7 Juli 2017   17:33 3187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu bagian video Bapak Minta Proyek yang diunggah Kaesang Pangarep di Youtube.(YOUTUBE)

Beberapa kata makian malah dihaluskan, seperti pukimak (yang teramat kasar) menjadi pukilek. Ketika kuliah di Bandung, teman-teman yang memang dibesarkan di lingkungan menengah ke bawah terlalu sering menggunakan kata anjing saat mengomentari sesuatu. Kata itu kemudian "dihaluskan" menjadi anjrit. Anjing sia goblok... adalah satu rangkaian pilihan kata yang supermakian.

Ndeso yang digunakan Kaesang masuk kategori ledekan, tapi boleh juga menjadi hinaan. Lantas apa sama meledek dengan menghina? Ya, dirasa-rasa saja sendiri.

Dulu di layar kaca, Tukhul Arwana selalu melontarkan kata itu dan yang dikata-katai malah tertawa terpingkal-pingkal. Kata ndeso ya sama dengan kata kampungan dan kata udik, nilai rasanya dapat menjadi ledekan/ejekan (guyonan) atau hinaan bergantung konteks yang biasanya seorang ahli bahasa dapat menyelisiknya secara ilmiah. Tapi, bagi orang-orang awam seperti kita, yang terjadi seringnya salah tangkap atau miskomunikasi dan akhirnya muncul beragam interpretasi.

Saya menanggapi vlog Kaesang biasa saja seperti ia sedang berdendang dengan diksi ndeso itu. Ia sedang menanggapi fenomena sesuatu yang tidak disetujuinya. 

Saya pun mungkin begitu di media sosial. Dulu saya sering juga menggunakan diksi yang asal muncul dari benak saya, tidak peduli orang akan tersinggung atau tidak. Tapi, sekarang saya sudah lebih bijak seperti Iqbal Aji Daryono itu soal diksi dan soal kepentingan untuk membahas sesuatu yang ditengarai malah bakal menyulut energi untuk berdebat. 

Saya justru tertarik dengan pendapatan Kaesang sebagai Youtuber yang dibahas oleh portal Kumparan.com. Konon dapat juta-jutaan. Karena itu, nggak usah mikirin Kaesang yang ikut diboyong ke Jerman. Penghasilan dari Youtube-nya cukup untuk ia berpergian ke sana. Tapi, kita ini kalau nggak mikirin orang hidup memang terasa kurang meskipun ada yang menyindir bahwa kehidupan kita sendiri belum selesai--ya iyalah kalau selesai berarti di alam baka.

Sekali lagi saya cuma membahas diksi; tidak untuk menyulut aksi. Artikan saja senyum perempuan pada foto di atas. Ia sedang tersenyum menonton vlognya Kaesang. Dendeng Kaesang memang maknyus... eh salah, dendang Kaesang memang-memang.... Hehehe.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun