Mohon tunggu...
Bambang Irwanto Soeripto
Bambang Irwanto Soeripto Mohon Tunggu... Penulis freelance - Penulis cerita anak, blogger, suka jalan-jalan, suka wisata kuliner, berbagi cerita dan ceria

Bercerita yang ringan-ringan saja, dan semoga membawa manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Serunya Sosialisasi Pancasila di atas Kapal yang Berlayar

1 September 2024   22:13 Diperbarui: 1 September 2024   22:31 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya tidak pernah saya bayangkan suatu saat akan naik ke atas KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat. Apalagi bisa sampai tur ke dalam kapal. Dan Alhamdulillah, kesempatan itu datang hari sabtu, 31 Agustus 2024, tepat di penghujung bulan kemerdekaan Indonesia.


Bersiap ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Sabtu, 31 Agustus 2024, pukul 03.30 saya sudah bangun. Pastinya sebelumnya, saya sudah menyetel alarm di hape. Saya tidak ingin telat sampai di lokasi. Apalagi ini adalah kesempatan emas yang saya miliki.

Selepas subuh, pukul 5 kurang, saya sudah melajukan motor saya menuju pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara. Walau kalau dipikir jarak Depok ke pelabuhan Tanjung Priok cukup jauh, tapi kurang pukul 6 pagi, saya sudah sampai di depan pintu masuk. Maklum, hari sabtu. Banyak orang kerja libur. Jadi jalanan lancar, aman, jaya hahaha.

Sebelum masuk ke dalam pelabuhan, saya menyempatkan diri mengecek hape dulu. Ternyata saya lupa setting koneksi internet dari wifi ke kuota. Makanya begitu internet aktif lagi, beberapa pesan masuk, termasuk dari teman blogger dan kompasiner juga Mas Agung Han.


Ternyata Mas Agung naik kereta dan sudah sampai di stasiun kereta Kampung Banda. Saya ajak bareng saja sekalian masuk pelabuhan. Jadi saya menjemput Mas Agung di stasiun kereta Tanjung Priok.

Ternyata sekarang masu motor lewat pintu delapan. Maklumlah, saya sudah lama tidak ke pelabuhan Tanjung Priok. Padahal di awal akhir tahun 90 dan di awal tahun 2000, saya sering bolak balik Tanjung Priok. Mulai dari pertama kalia merantau ke Jakarta tahun 1998, kemudian kakak saya menyusul tahun 2000, disusul adik saya tahun 2001.Belum lagi ibu dan bapak saya juga beberapa kali datang, termasuk tetangga saya juga hahaha.

Makany masuk ke pelabuhan Tanjung Priok membuat saya dejavu. Langsung blass... teringat bagaimana awal saya menginjakkan kaki di Jakarta, setelah perjalanan dua hari dua malam dari Makassar. Apalagi saat melihat ada kapal pelni yang bersandar, duh.. jadi pengin naik kapal laut lagi. Terakhir saya dan saudara-saudara saya naik kapal laut saat mudik lebaran tahun 2003.

Gagahnya KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat
Karena jarak antara Stasiun plus terminal bus Tanjung Priok ke Pelabuhan itu dekat sekali, jadi tidak sampai 5 menit, saya dan Mas Agung sudah sampai di lokasi lewat pintu 8. Tab kartu elektronik, dan langsung kepotong 3000 rupiah untuk tarif plat. Wow.. sangat pas di hati dan kantong hehehe.

Saat mendekati terminal penumpang, KRI dr. Rajiman Wedyodinngrat sudah tampak gagah terlihat. Saya dan Mas Agung sempat terkagum-kagum. Maklumlah, ini kali pertama saya melihat dengan mata kepala sendiri kapal rumah sakit pertama Indonesia ini. Apalagi baru bersandar di pelabuhan Tanjung Priok setelah 2 bulan lamanya berlayar untuk misi kemanusia, membawa bantuan kemanusian ke Gaza Palestina.

Dokpri
Dokpri
Setelah parkir motor, saya dan Mas Agung langsung asyik mengambil foto dan vidoe. Kami juga beremu Mbak Denik. Tidak lama Mas Arief dan Pak Rahab juga datang. Semakin lama, peserta semakin banyak dengan dominasi pakaian warna merah. Seru.. seru.. saya senang sekali. Pastinya kami berfoto-foto dulu.

Foto : Wisata Kreatif Jakarta (WKJ)
Foto : Wisata Kreatif Jakarta (WKJ)

Naik ke Atas Kapal dr. Radjiman Wedyodiningrat
Setelah semua peserta kumpul, kemuSukarndian dilakukan brief, saya dan peserta lain dipersilakan masuk ke dalam kapal. Wajah-wajah langsung tampak cerita dan penuh semangat, termasu saya hehehe. Benar-benar saya penasaran, seperti apal rupa dalam KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat ini.

Begitu masuk, peserta langsung berbaris tertib untuk registrasi. Tidak pakai lama kok, karena ada 4 baris registrasi. Setelah itu peserta diberi goodie bag. Isinya t-shirt, topi, notes, pulpen, dan buku pidato Ir. Soekarno 1 Juni 1945.

Gerakan Nasional Penguatan Pancasila (GNPP)
Saya pun langsung gercap ganti t-shirt. Kemudian bersama peserta lainnya, saya menuju ke dek atas. Teman-teman mungkin bertanya-tanya, sebenarnya saya dan yang lain mau ke mana ya? Hehehe.

Dokpri
Dokpri
Jadi saya dan teman lainnya adalah peserta Sosialisai Pancasila pad Gen Z dan Milenial melalui gerakan Nasional Penguatan Pancasila. Acara ini digelar oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPID) yang didukung penuh oleh TNI AL. Nah, ikut dalam acara ini Wisata Kreatif Jakarta (WKJ) yang mengundang beberapa komunitas, Termasuk KOTEKA. Saya hadir dari Komunitas Traveler Kompasiana (KOTEKA). Tapi ternyata banyak juga peserta lainnya dari berbagai daerah.

Dokpri
Dokpri
Sampai di dek, sudana sudah ramai. Saya pun memilih duduk sebaris dan berdekatan dengan teman lainnya. Selain Mas Agung ada Mas Arief, Pak Taufik, Bu Terry, Mas Rudi. Tidak lama, acara pun dimulai. Termasuk pemaparan materi pancasila dari beberapa nara sumber. Salah satunya Bapak Panglima TNI AL.  Serunya lagi, acara berlangsung dengan kapal berlayar.

Dokpri
Dokpri
Ada sesuatu yang spesial. Setelah pemaparan pancasila selesai, tiba-tiba terjadi seperti suara tembakan. Semua kagat, termasuk saya, lalu semua menoleh ke belakang. Ternyata ada beberap orang di sana, dan salah satunya memegang senjata. Wah, ternyata kapal sedang dibajak. Anak buah kapal pun disandera. Keadaan semakin genting.

Syukurlah tidak lama bala bantuan datang. Anggota TNI AL naik speedboat menuju kapal. Dengan cepat mereka melumpuhkan para pembajak. Kapal pun aman dan tenang kembali. Dan itu tadi bagian dari simulasi.

Setelah simulasi, acaea dilanjutkna makan siang. Sambil menikmati makan siang, saya dan peserta lainnya menikmati live musik. Bahkan setelah itu, banyak yang request lagu, lho. Terus joget deh, dapat panggung hahaha.

Tur Kapal
Pukul setengah 2, acara inti selesai. Tapi ternyata kami masih diperbolehkan untuk tur kapal. Wah ini nih, yang saya tunggu-tunggu. Tanpa membuang waktu, saya dan teman-teman segera bergegas.

Sesuai namanya kapal rumah sakit, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat ini memang seperti rumah sakit. Ada ruang perawatan, ruang operasi, klinik gigi dan lainnya. Bahkan mobil ambulan berwarna hijau sudah siap sedia di dek bawah.


Sebelum pulang, saya pun menyempatkan ke dek paling atas. Walau panas karena matahari sedang terik, tetap menyenangkan melihat pemandangan dari atas kapal. Saya membayangkan bertap serunya, berada di dek atas saat kapal sedang berlayar. Nah, kan jadi kangen lagi ingin naik kapal laut hehehe.

Dokpri
Dokpri
Alhamdulillah, kegiatan di atas KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat sudah selesai. Saya dan Mas Agung pun pulang. Jujur saya senang sekali. Ini akan jadi pengalaman berkesan dalam hidup saya. Semoga ada kesempatan lagi naik KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Terima kasih banyak saya ucapkan kepada Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), TNI AL, Wisata kreatif Jakarta, dan KOTEKA. Terima kasih...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun