Sebelumnya tidak pernah saya bayangkan suatu saat akan naik ke atas KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat. Apalagi bisa sampai tur ke dalam kapal. Dan Alhamdulillah, kesempatan itu datang hari sabtu, 31 Agustus 2024, tepat di penghujung bulan kemerdekaan Indonesia.
Bersiap ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Sabtu, 31 Agustus 2024, pukul 03.30 saya sudah bangun. Pastinya sebelumnya, saya sudah menyetel alarm di hape. Saya tidak ingin telat sampai di lokasi. Apalagi ini adalah kesempatan emas yang saya miliki.
Selepas subuh, pukul 5 kurang, saya sudah melajukan motor saya menuju pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara. Walau kalau dipikir jarak Depok ke pelabuhan Tanjung Priok cukup jauh, tapi kurang pukul 6 pagi, saya sudah sampai di depan pintu masuk. Maklum, hari sabtu. Banyak orang kerja libur. Jadi jalanan lancar, aman, jaya hahaha.
Sebelum masuk ke dalam pelabuhan, saya menyempatkan diri mengecek hape dulu. Ternyata saya lupa setting koneksi internet dari wifi ke kuota. Makanya begitu internet aktif lagi, beberapa pesan masuk, termasuk dari teman blogger dan kompasiner juga Mas Agung Han.
Ternyata Mas Agung naik kereta dan sudah sampai di stasiun kereta Kampung Banda. Saya ajak bareng saja sekalian masuk pelabuhan. Jadi saya menjemput Mas Agung di stasiun kereta Tanjung Priok.
Ternyata sekarang masu motor lewat pintu delapan. Maklumlah, saya sudah lama tidak ke pelabuhan Tanjung Priok. Padahal di awal akhir tahun 90 dan di awal tahun 2000, saya sering bolak balik Tanjung Priok. Mulai dari pertama kalia merantau ke Jakarta tahun 1998, kemudian kakak saya menyusul tahun 2000, disusul adik saya tahun 2001.Belum lagi ibu dan bapak saya juga beberapa kali datang, termasuk tetangga saya juga hahaha.
Makany masuk ke pelabuhan Tanjung Priok membuat saya dejavu. Langsung blass... teringat bagaimana awal saya menginjakkan kaki di Jakarta, setelah perjalanan dua hari dua malam dari Makassar. Apalagi saat melihat ada kapal pelni yang bersandar, duh.. jadi pengin naik kapal laut lagi. Terakhir saya dan saudara-saudara saya naik kapal laut saat mudik lebaran tahun 2003.
Gagahnya KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat
Karena jarak antara Stasiun plus terminal bus Tanjung Priok ke Pelabuhan itu dekat sekali, jadi tidak sampai 5 menit, saya dan Mas Agung sudah sampai di lokasi lewat pintu 8. Tab kartu elektronik, dan langsung kepotong 3000 rupiah untuk tarif plat. Wow.. sangat pas di hati dan kantong hehehe.
Saat mendekati terminal penumpang, KRI dr. Rajiman Wedyodinngrat sudah tampak gagah terlihat. Saya dan Mas Agung sempat terkagum-kagum. Maklumlah, ini kali pertama saya melihat dengan mata kepala sendiri kapal rumah sakit pertama Indonesia ini. Apalagi baru bersandar di pelabuhan Tanjung Priok setelah 2 bulan lamanya berlayar untuk misi kemanusia, membawa bantuan kemanusian ke Gaza Palestina.
Setelah parkir motor, saya dan Mas Agung langsung asyik mengambil foto dan vidoe. Kami juga beremu Mbak Denik. Tidak lama Mas Arief dan Pak Rahab juga datang. Semakin lama, peserta semakin banyak dengan dominasi pakaian warna merah. Seru.. seru.. saya senang sekali. Pastinya kami berfoto-foto dulu.