Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matchmaker Sejatiku

29 April 2021   09:02 Diperbarui: 29 April 2021   09:10 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua lelaki kehilangan seorang wanita tercinta. Raibnya bukan tersesat di jalan terjal kehidupan. Bukan pula karena perselingkuhan atau  pengkhianatan. Atau pun berpaling ke lain hati. Sama sekali bukan! Namun karena pergi jauh menembus langit, memenuhi panggilan Bapa Surgawi.

Dua lelaki itu adalah aku dan Alba, anak lelaki semata wayangku. Sedang wanita yang telah menghirup kedamaian abadi itu adalah Bunga, istriku. Jiwaku tertikam oleh kepergiannya, itu pasti. Hati Alba pun terpukul meronta-ronta. Kondisi seperti itu begitu mencengkeram untuk beberapa bulan lamanya.

Akan tetapi, life must go on! Seiring mengalirnya waktu, meski kadang tertatih, mau tidak mau harus kami jalaninya dengan kelegawaan. Bagaimana pun, dalam segala perkara, kami harus selalu bersyukur kepada Sang Pemberi Hidup.

***

"Yah, tolong jemput aku di rumahnya Dodo." Pinta Alba via telepon, sore ini.

"Di mana rumahnya?"

"Di Jalan Gembala no. 5."

Setelah sampai di sana, aku diperkenalkan dengan mamanya Dodo. Kata Alba, ibu temannya yang cantik itu sudah janda. Umurnya kuperkirakan belum sampai empat puluh tahun. Jadi masih muda.

"Sayang banget, semuda itu ia sudah harus jadi single parent," batinku.

***

Dalam waktu tiga bulan ini juga, Alba memperkenalkan aku dengan dua wanita yang lain. Secara kebetulan atau sudah di skenariokan, aku tidak tahu. Tapi yang jelas, dua wanita itu, ada kesamaannya dengan mamanya Dodo. Sama-sama masih muda. Sama-sama cantik. Sama-sama ibunya teman sekolahnya. Dan sama-sama sudah berstatus janda. Juga cara memperkenalkannya pun sama, yaitu aku diminta jemput dia di rumah temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun