Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Antara Jaim dan Hipokrit

21 Agustus 2020   09:39 Diperbarui: 21 Agustus 2020   09:34 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah berdoa seperti itu, janda muda cantik yang religius itu, bisa melangkahkan kehidupannya dengan tanpa beban. Terutama dalam kehidupan cintanya, Maria Dahayu bisa menjadi sangat nothing to lose.

***

Acara Bible Study yang ditunggu-tunggu itu, akhirnya tiba juga petang hari ini. Ruangan pendapa pun, sudah ditatanya sesuai protokol kesehatan. Setelah Lulu dan Bella datang,  tak lama kemudian hamba Tuhan muda nan ganteng itu pun tiba juga.

Setelah cukup berbasa-basi, dan sebelum kelas spesial itu dimulai, Maria mempersilahkan kepada Andreas dan yang lain untuk minum teh atau kopi panas beserta pisang goreng yang telah dihidangkan.

"Syalom! Saya sudah berdiskusi dengan Bapak Budiman tentang kelas kita ini. Tema atau topik yang akan kita bahas adalah tentang Tuhan Yesus dan keselamatan atau kehidupan kekal manusia di surga. Kenapa? Karena, itu adalah hal yang paling mendasar dan paling berkaitan dengan hidup kita dan bagi masa depan kekal kita. Sedang ajaran Alkitab untuk hal-hal yang lainnya, akan kita bahas setelahnya." Andreas lalu meminta pada Maria untuk memimpin doa pembukaan.

"Supaya langsung bisa penuhi kebutuhan kalian, pola pengajaran yang kita pakai adalah pola tanya jawab. Kalian bisa tanya apa saja tentang topik kita. Saya dan Bapak Budiman akan menjawabnya. Supaya bisa dipelajari lagi di rumah, saya minta kalian harus catat semua poin pembahasan kita. Sekarang siapa yang mau bertanya, ayo silahkan!"

"Meski saya sudah percaya pada Tuhan Yesus, tapi pengertian saya tentang-Nya itu sangat-sangat sedikit sekali. Sedang semua hal yang berkaitan dengan Tuhan nampaknya kok rumit sekali. Pertanyaan saya, apa bisa saya nantinya betul-betul mengerti tentang Dia?" Aryati memulai pertanyaannya.

"Bagi kita manusia, Tuhan itu memang rumit dan kompleks banget. Kalau gak kompleks, ya bukan Tuhan namanya. Kenapa? Karena Dia itu pencipta, sedang kita adalah ciptaan. Tuhan sangat besar bahkan Mahabesar, kita sangat kecil. Allah tidak terbatas, kita yang sangat terbatas. Dia berada di atas ruang dan waktu, sedang manusia berada di dalam ruang dan waktu. Jadi kalau Tuhan itu rumit bagi kita, ya memang begitulah."

"Apa ada manusia yang bisa seratus persen mengerti Tuhan? Tidak ada seorang pun. Sebab kalau ada, maka orang itu sudah di atas Tuhan. Padahal selamanya, kita semua ini berada di bawah Tuhan. Dan Tuhan yang seratus persen bisa dipahami oleh manusia, itu justru bukan Tuhan yang sejati. Itu hanya Tuhan produk manusia saja. Bagaimana Pak Budiman?"

"Saya setuju dengan Om Andre. Bagaimana mungkin kita yang terbatas ini mengerti seratus persen Tuhan atau Allah? Ya pasti tidak mungkinlah! Yang ada, saya lebih mengerti Tuhan Yesus ketimbang kalian. Dan Om Andre lebih mengerti ketimbang saya. Dan para pendeta dan para teolog, tentu lebih mengerti lagi ketimbang kita yang awam. Jadi kadar pengertian kita tentang Tuhan Yesus itu memang tidak sama. Namun, ini kan tidak masalah to Pak Andre?"

"Sangat tidak masalah, Bapak! Jangankan kita, para Bapa Gereja, bahkan para Rasul sendiri, pasti tidak bisa seratus persen mengerti tentang Tuhan Yesus." jawab pendeta muda itu. "Lagian, Tuhan sendiri pun tidak pernah meminta kita, untuk bisa seratus persen memahami-Nya. Yang Ia minta ialah agar kita mempercayai-Nya. Atau beriman kepada-Nya. Coba Lulu baca Kisah Para Rasul 16:31. Lalu Bella baca Yohanes 3:16. Dan Yati meneruskan ayat 18-nya." Kemudian ketiga remaja putri milenial itu bergantian membaca ayat-ayat Kitab Suci tersebut dengan antusias dan lantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun