"Kepengin juga sih. Tapi lihat-lihat dulu, siapa orangnya?"
"Kudengar tempo hari, ada pria yang naksir mamimu. Tapi karena kamu kagak sreg padanya, ya gak jadi deh... itu lho si om yang dosen itu! Kok kagak sreg, alasannya apa, sih?"
"Pokoknya aku gak sreg saja setiap melihatnya. Dan baru minggu lalu, perasaanku itu terbukti benar, Kung! Ternyata dia itu lelaki yang gak bener. Dia itu pebinor. Atau perebut bini orang...."
"Haah merebut bini orang? Ceritanya gimana?" kejar kakeknya.
"Ia dituduh melarikan mahasiswinya yang sudah bersuami. Ya jelas saja suaminya gak terima dong. Lalu dikeroyoklah dia. Yah bonyok-bonyok gitu deh....."
"Berarti feeling-mu itu tajam dan akurat, loh....!"
Lalu pembicaraan mereka beralih ke masalah kondisi batin Aryati. Kemarin si cucu memang disergap ketakutan yang amat mencengkeramnya. Remaja cewek milenial itu takut kalau dirinya sampai terpapar covid-19. Pasalnya seorang sahabatnya, dan banyak warga di lingkungan RT-nya positif virus tersebut. Semuanya harus dievakuasi ke rumah sakit. Bahkan ada seorang nenek yang sudah meninggal dunia. Makanya Yati diajak maminya mengungsi sementara di rumah Eyangnya, yang di lingkungan zona hijau.
"Yangkung hebat deh! Aku makasih banget pada Yangkung!"
"Makasih soal apa?"
"Ya makasih dong! Karena ketiga ayat Alkitab yang kemarin Kung berikan padaku, bener-bener telah menguatkan dan membahagiakan hatiku. Aku jadi tidak takut lagi. Kapan pun dipanggil Tuhan, aku sudah kagak parno lagi. Sebab aku pasti akan masuk surga."
"Sama dong dengan Yangkung dan Yangti! Bagi yang sungguh beriman kepada Tuhan Yesus, mati itu bukan malapetaka yang mengerikan, melainkan keuntungan yang teramat besar..."