Sementara istrinya di dapur, Budiman memanfaatkan waktunya untuk bertanya pada Maria. Ia bertanya perihal rencana masa depannya.
"Kamu kan masih muda Ria (35 tahun), apa kamu nggak pengin carikan papi baru buat Yati?"
"Romo, pada dasarnya, saya nyerah saja pada kehendak Tuhan Yesus."
"Tapi kamu pribadi sebenernya sudah kepengin atau belum?"
"Saya kan perempuan, Romo. Kultur kita, kan menempatkan perempuan itu dalam posisi yang menunggu? Jadi, yah saya wait and see saja deh...."
"Selama ini, apa sudah ada lelaki yang mendekatimu?"
Maria lalu menjelaskan apa adanya kepada ayahnya. Memang sejak ia menyandang status janda, sebulan kemudian dan sampai kini, sudah ada 3 orang pria yang serius menyatakan hasrat hatinya. Selain itu, ada banyak pria lain yang coba mendekat dan menggodanya. Tapi sejauh ini, dia seperti tidak mempedulikannya.
"Terus gimana ceritanya dengan 3 orang pria yang serius padamu itu?"
"Saya tak bisa menerimanya, Romo. Pria pertama adalah bosnya almarhum Papinya Yati sendiri. Saya tolak karena selain tidak seiman, ia juga ingin mempoligami saya. Yang kedua, karena dia lebih muda 5 tahun dari saya. Meski dia ganteng dan karirnya prospektif, tapi saya nggak bisa nyaman hidup dengan cowok yang umurnya di bawah saya."
"Terus pria yang ketiga?"
"Dia seorang dosen yang juga adalah pelanggan setia toko roti saya. Saya pun tak bisa menerimanya, Romo. Karena setelah saya minta pendapat Aryati, dia merasa tidak sreg. Kalau Yati sudah kadak sreg, ya saya tak bisa paksakan diri....."