Berlebihan, overacting, lebay atau keladuk! Oleh kedua orang tuanya, Maria Ayudia dianggap telah melakukan hal-hal tersebut terhadap Puguh. Menurut ayahnya, sesungguhnya  cukup dengan menjabat tangan atau menyalaminya saja.Â
Sedang menurut ibunya, disertai dengan mencipika-cipiki pun masih wajar-wajar saja. Tapi yang dilakukan Maria sudah berlebihan. Â Amat mengejutkan. Bahkan bisa menerbitkan berbagai spekulasi dari banyak pihak.
"Ayah dan Bunda tercinta! Cium pipi kiri dan kanan itu, sekarang ini sudah hal yang jamak." Jelas Maria sambil merangkul ibunya.
"Ibu ngerti Ria..," ucap wanita setengah abad itu kepadanya. "Dalam suasana bahagia. Lebih-lebih di sebuah acara wisuda, ucapan selamat dengan cara mencipika-cipiki si wisudawan, itu memang sudah lazim. Toh, hampir semua yang lain pun juga begitu. Tapi kemarin itu, yang kamu lakukan terhadap Puguh memang rada keladuk, Nduk....."
"Keladuknya atau berlebihannya itu di mana, Bun?"
"Sekali saja, mestinya kan ya sudah cukup. Tapi ngapain harus kamu lakuin sampai dua kali? Bahkan sampai kamu merangkul dan menepuk-tepuk pundaknya segala....." tutur ibunya. Mendengar itu, gadis cantik itu cuma mesam-mesem saja.
"Kalau itu terhadap teman sesama cewek, ya biasalah...! Tapi terhadap Puguh, mestinya ya nggak harus seperti itu!" tambah Drs. Ilham Zhakarias, ayah Maria.
"Terus terang, aku kuatir kalau si Puguh itu jadi ge-er padamu...." Ibunya menyahuti.
Kekuatiran ayah dan bunda Maria sangat mudah dipahami. Karena Puguh yang baru saja menyandang gelar sarjana teknik itu, biar bagaimana pun, posisinya adalah salah seorang sopir keluarga mereka. Artinya, yang terbentuk selama ini, adalah relasi antara majikan dan buruh. Jadi hubungannya adalah hubungan kerja. Bukan hubungan personal.
"Memang Bun, Puguh itu sopir keluarga kita. Tapi sebenernya, dia itu juga teman ngobrolku yang asyik......"
"Teman ngobrol yang asyik itu maksudnya, gimana?" kejar ayahnya.