Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tanteku, Malaikatku, Pencabik Cintaku

19 September 2019   11:23 Diperbarui: 19 September 2019   11:32 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Silahkan mau nanya apa?"

"Selisih umur loe dengan Donny itu berapa?"

"Gue 23 tahun, Donny 35 tahun. Jadi ia 12 tahun lebih tua dari gue."

"Terus Tante Asti sekarang berapa usianya?"

"Beliau sudah 40 tahun. Tapi karena ia sangat cantik dan charming, maka tampaknya ia seperti masih berumur  35 tahun saja."

"Benar sekali! Meski tante loe sudah janda, tapi di mata semua yang belum tahu, pasti akan menyangkanya masih seorang gadis dewasa saja...."

Tanty tak meneruskan bicaranya. Dia malah kulihat ambil nafas dalam-dalam. Matanya menatap dinding lekat-lekat, seraya mengangguk-anggukkan kepala beberapa saat lamanya. Suasana jadi begitu membeku.

"Ngapain loe jadi diam? Apa lagi yang loe tanyakan...?" tanyaku menyibak kebekuan.

"Tiba-tiba gue jadi agak paham dengan kecurigaan dan intuisi kakak sepupumu..."

"Agak paham bagaimana? Apa itu berarti loe sepaham dengan feeling Kak Maya?"

"Sekali lagi maafkan gue sebelumnya! Gue nggak mau main feeling atau intuisi atau apa pun namanya. Loe tahu kan kalau gue itu rasional. Tapi dari faktor umur saja. Gap umur loe dengan Donny faktanya memang cukup lebar. Yaitu 12 tahun. Sementara selisih umur Donny dengan Tante Asti cuma 5 tahun. Secara psikologis, pada umumnya orang akan lebih gampang klop, nyambung dan nyaman bergaul dengan yang sebayanya. Atau dengan orang yang tak beda jauh umurnya...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun