***
Wajah langit kotaku yang beberapa hari ini muram terus, kini cemerlang kembali. Secerah dan seceria hatiku. Anda tahu sebabnya? Sebabnya siang ini bosku yang cantik akan tiba kembali. Berarti persoalan rumah tangga yang membelitku beberapa hari ini akan segera selesai. Baru saja aku membayangkan hal itu, tiba-tiba ada panggilan telepon masuk. Haah..telepon dari Rini....
"Halo Sayang, bagaimana kabarmu...?" tanyaku penuh semangat.
"Aku baik-baik saja, Mas!" mendengar itu, hatiku serasa melambung tinggi ke langit. Dan kesejukan embun surgawi terasa melumuri jiwa ragaku.
"Puji Tuhan! Kapan bisa kujemput?"
"Sekarang juga, tapi di bandara..."
"Di bandara? Kamu ngapain di sana dan dengan siapa?"
"Pokoknya Mas cepat saja ke sini. Nanti kujelaskan semuanya..."
Sepanjang perjalanan menuju bandara, tak henti-hentinya aku bersyukur dan memuji-muji Tuhan Yesus. Kenapa? Karena suara istriku di telepon tadi, sangat cair dan tak ada nada kemarahan sedikit pun. Berarti prahara yang mencengkeram jiwanya beberapa hari ini, kini sudah berlalu.
"Mas Yoyo...!" panggil istriku, ketika aku sampai ke ruang tunggu. Keruan saja aku berlari ke arahnya. Dan Rini pun berlari ke arahku. Maka berpelukanlah kami erat-erat dalam kebahagiaan yang paripurna.
"Selamat berbahagia ya Kak Rini dan Mas Yoyo!" tiba-tiba saja suara Debora terdengar dari arah belakangku.