Artinya: Dalam berkecamuk perang antara Sri Harjunasasra melawan raden Sumantri. Keduanya saling bertukar kesaktian dan tidak ada salah satu yang kalah.Â
Tersebutlah sang raja (Harjunasasra) mencipta triwikrama (merubah dirinya menjadi raksasa sebesar gunung) turun dari kereta menghampiri musuhnya.Â
Para dewa di kahyangan mengetahui peristiwa tersebut kemudian menghujankan bunga-bunga wangi yang tersebar disekitar tempat tersebut.
Diceritakan ketika prabu Harjunasasra berubah menjadi maharaksasa, Bambang Sumantri menjadi lunglai tidak berdaya seakan hilang semua kesaktian yang dimilikinya.Â
Ia merasa bersalah dan memohon maaf kepada sang prabu. Raksasa jelmaan titisan bathara Wisnu tersebut merubah wujudnya menjadi prabu Harjunasasra kembali.Â
Bambang Sumantri dimaafkan dan tetap diperbolehkan mengabdi di negeri Maespati tetapi dengan suatu syarat. Syaratnya adalah Bambang Sumantri harus dapat memindah taman Sriwedari ke negeri Maespati.Â
Taman tersebut berada di kahyangan Untara Segara tempat persemayaman bathara Wisnu. Setelah berkata demikian, prabu Harjunasasra kembali pulang ke Maespati.
Di tengah hutan, Bambang Sumantri bersedih karena tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan berat tersebut. Teringatlah adiknya Bambang Sukasrana. Ia memusatkan pikiran dan menyebut adiknya berulang kali dalam hatinya.
Bambang Sukasrana adalah raksasa bajang tetapi sakti. Seketika itu ia menemui kakaknya yang sedang gundah tersebut. Sukasrana menanyakan meskipun sebenarnya ia sudah tau. Bambang Sumantri merangkul adiknya seraya mengutarakan apa yang ia pikirkan.
Sukasrana bersedia memutar taman Sriwedari tetapi setelah taman tersebut berada di Maespati, ia ingin ikut kakaknya mengabdi di Maespati.Â