Menurut Prof. Suhono Harso Supangkat, guru besar ITB yang pada kesempatan kali ini sebagai nara sumber mengisi acara ngobdar - ngobrol dalam jaringan bersama komunitas Neuronesia (01/05/2020), menyatakan dalam masa pandemi inilah kesempatan kita untuk dapat melakukan proses transformasi digital secara komprehensif.Â
Walaupun sebenarnya, untuk beberapa platform mungkin sudah berkembang duluan secara persuasif seperti gojek, bukalapak, tokopedia dan beberapa aplikasi lainnya.Â
Namun mengapa platform-platform seperti e-government, smart city, dirasa lambat sekali jalannya ya. Nah sekarang para kementrian baru menyadari, yang sebelumnya beliau sudah beberapa kali mengingatkannya jauh sebelum pandemi ini terjadi. Bahkan Prof. Suhono sempat melempakarkan ide untuk menerapkan konsep flexy working yang terdiri dari flexy time dan flexy place.Â
Maksudnya bekerja bisa dilakukan di rumah, di co-working space, di kantor dan bisa di tempat lainnya. Hal ini pernah disampaikan kepada Bappenas, dan sangat baik bila dilakukan (tanpa menunggu datangnya COVID-19) karena dapat menguraikan kemacetan lalu-lintas, waktunya juga lebih efisien, dan keuntungan lainnya.
Sekarang lebih luas lagi kita akan membahasnya. Alhamdulillah kita memperoleh hikmah pandemi ini yang tidak boleh keluar dari rumah. Karena apa-apa sekarang dilakukan dari rumah.Â
Apa-apa yang kita bisa persiapkan untuk keberlanjutan. Entah itu bisnis, entah itu keberlanjutan di dalam suatu komunitas, atau untuk berkelanjutan beraktivitas keseharian kita lainnya.Â
Beberapa pertanyaan dari teman-teman korporasi bumn dan swasta lainnya, seperti; 1) kenapa transformasi digital ini perlu untuk dilakukan, 2) apa yang perlu ditransformasikan, dan 3) bagaimana melakukannya.
Pertanyaan nyeleneh prof. sbb; siapakah leader yang paling baik melakukan transformasi digital ini? CEO, CFO, CMO, atau CIO kah...? Ternyata jawabannya C-OVID lah yang berhasil memaksa kita untuk bertransformasi.
Pertanyaan ini tidak hanya ditujukan kepada korporasi BUMN dan Swasta, namun juga berlaku untuk sekolah, kampus, komunitas, dan organisasi-organisasi masyarakat lainnya.Â
Menurutnya, transformasi merupakan sebuah proses perubahan secara sistematis untuk mencapai tujuan. Transformasi digital tidak terlepas dari user, brainware atau manusianya. Menarik dibahas dari perspektif human, psikologis dan neurosains.Â
Baik dari aspek individual, kelompok, maupun organisasinya. Kembali pertanyaannya apakah organisiasi memerlukan transformasi? Transformasi apa? Kehidupan kita di rumah perlu transformasi kah? Alat trasnformasinya berupa apa? Dan seterusnya.