Mereka seakan-akan merasakan menjadi dirinya sendiri. Mereka dapat bersosialisasi secara online, yang tidak menuntut latar belakang dan status sosialnya. Bebas melakukannya, tanpa harus merasa minder. Dinilai bukan dari siapa mereka, tapi kemampuan bermain game-nya seperti apa.
3) they are challenge
Game menurut mereka sebagai sebuah tantangan yang memberikan tujuan. Misi tujuan untuk bekerja menuju sebuah paradigma pencapaian prestasi. Gandakan peluang untuk meraih sukses.
Pada akhirnya, mereka dapat melihat jumlah pertumbuhan yang terukur. Hal itu berdampak baik, karena otak manusia akan senang bila ada feedback, umpan balik atau masukan. Serta akan stress bila sebaliknya; tidak ada feedback. Dengan begitu mereka melihat ada progress.
4) constant measurable growth
Pada kehidupan yang nyata diperlukan pujian sebagai suatu upaya meningkatkan status sosial mereka. Namun di game online atau dunia virtual mereka memperolehnya dalam bentuk-bentuk reward yang menarik, dengan siklus yang lebih pendek.
Pertimbangkanlah bagaimana mereka dapat melihat progress. Waspada juga bagaimana mereka merasa telah berhasil mencapai tujuannya. Kombinasikan 4 area ini, mereka memiliki proses yang sangat adiktif.
Terus bagaimana solusinya? Apakah kita dapat memperbaiki permasalahan ini. Ketagihan video games online adalah mereka merasakan sekan-akan dapat kesempatan untuk berkembang pada saat mereka merasakan suatu aktivitas atau keadaan yang jenuh dan membosankan.
Para orang tua harus mulai sadar. Ipad, tab, smartphone, netbook, notebook, atau gadget lainnya bukanlah "pengasuh" atau babysitter yang mereka perlukan sesungguhnya. Mereka membutuhkan interaksi, bukan hiburan game yang sebagai penggantinya. Mereka bermain untuk berbagi.
Berikutnya, agar parang orang tua semuanya tahu; mereka para "gamer" bermain bukan tanpa alasan. Justru mereka mempunyai alasan khusus untuk bermain. Salah satu alasan utamanya; mereka dapat mengidentifikasi motivasi dan menemukan alasan kenapa mereka harus beraktivitas yang lain.
Bantu mereka menemukannya. Bantu mereka dengan bagaimana meningkatkan keterampilan sosialnya. Kenyataan sebenarnya kalau saja kita memahami betul, bahwa mereka benar-benar berjuang dalam bersosialisasi yang baik, bergaul dengan benar atau sekedar berteman secara positif.