Mohon tunggu...
Bambang Herutomo
Bambang Herutomo Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan dan mahasiswa S2 Teologi STT Jaffray Jakarta

Konsultan Pertambangan Batubara dan Mahasiswa S2 Teologi STT Jaffray Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Refleksi Nilai-nilai Pertumbuhan Gereja Mula-mula

22 Agustus 2019   10:20 Diperbarui: 22 Agustus 2019   10:19 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.Ketekunan

"Mereka bertekun" (Kisah Rasul 2:42). Ekspresi ini menunjukkan daya tahan dan kegigihan. Salah satu penghalang bagi kemajuan jemaat saat ini adalah status anggota yang "hidup, kemudian mati lagi." Beberapa anggota rajin untuk sesaat, kemudian mereka kehilangan minat. Salah satu kebutuhan gereja yang terbesar saat ini adalah ketekunan. Ketekunan adalah salah satu modal utama untuk melaksanakan penginjilan secara terus-menerus tampa putus asa walaupun banyak tantangan dan mungkin penolakan dari pihak-pihak yang sedang diinjili. Ketekunan dalam pengajaran, akan membuat jemaat bersemangat untuk menggali terus akan kebenaran Firman Tuhan didalam hidupnya sehari-hari, sehingga kedewasaan iman akan semakin bertumbuh dan ucapan dan kata-kata kita akan berwibawa dan dipercaya orang yang mendengarkannya sebagai suatu kebenaran yang hidup, sehingga akhirnya banyak orang akan mengikuti jalannya kita.

2.Kesetiaan

Mereka setia dalam doktrin (pengajaran). Paulus menasihati Timotius, "Awasilah dirimu sendiri dan ajaranmu, bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau" (1 Timotius 4:16). Gereja yang mula-mula itu menghargai kebenaran. Penekanan mereka atas pengajaran rasul-rasul tidak menghalangi mereka dari bertumbuh. Mereka mempertahankan keyakinan mereka, tetapi mereka tetap bertumbuh. Sangat disesalkan bahwa sebagian orang saat ini merasa bahwa jika kita memberitakan kebenaran, kita akan membuat orang pergi. Gereja abad pertama memberitakan kebenaran, dan jumlah murid-murid terus bertambah. Setia dalam memberitakan kebenaran justru bertumbuhan gereja akan terjadi karena ada kekuatan dari Roh Kudus yang selalu menyertai kita sebagai jemaat. Jangan sangsikan kuasa dan penyertaan Tuhan.

3.Kesatuan

"Kumpulan orang yang telah percaya itu sehati dan sejiwa..." (Kisah Rasul 4:32). Tujuan yang sama yang membuat murid-murid itu tetap bersama. Pujian yang tinggi harus diberikan bagi jemaat yang saat ini mempraktekkan "sehati dan sejiwa." Tetapi di banyak tempat saat ini, kita menemukan perpecahan, bahkan di kalangan orang-orang setuju dalam hal doktrin, seringkali permasalahannya adalah disebabkan oleh perbuatan daging: kecemburuan, kedengkian, kemarahan dan kesombongan. Kita harus belajar menyisihkan sikap kedagingan ini dan meninggikan Kristus di atas segala-galanya, supaya kita "erat bersatu dan sehati sepikir" (1 Korintus 1:10). Ada sebagian saudara seiman menganggap kalau sebuah jemaat atau beberapa jemaat membentuk organisasi (untuk memenuhi ketentuan pemerintah) adalah membuat perpecahan. Ini pemikiran yang keliru!! Di luar negeri seperti di Amerika atau negara lainnya, masing-masing jemaat lokal itu "mendaftar sendiri" di pemerintahan dan ini sangat Alkitabiah, tetapi ini sulit dilakukan di Indonesia. 

Fungsi organisasi semacam ini hanya untuk memenuhi ketentuan perintah dan berfungsi sebagai jembatan antara jemaat-jemaat lokal dan pemerintah, namun perlu diingat bahwa yang mempersatukan umat beriman itu bukan "organisasinya" tapi imannya! 

Dapat saja umat Tuhan di Indonesia itu satu dalam organisasi namun kalau tidak ada kerja-sama dan tidak satu dalam iman itu tidak banyak manfaatnya. Sebaliknya dapat saja umat Tuhan di Indonesia masing-masing berdiri sendiri dan mendaftar sendiri tetapi ada kerja sama yang erat dan satu iman, maka akan besar manfaatnya bagi perkembangan umat Tuhan di Indonesia.

4.Kebajikan atau Berbuat Kebaikan

Murid-murid itu murah hati satu sama lain: "...dan tidak seorangpun berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri..." (Kisah Rasul 4:32). Lebih jauh lagi mereka melakukan perbuatan baik kepada semua orang di setiap kesempatan (Galatia 6:10; 2 Korintus 9:13). 

Kebaikan yang dilakukan dengan penuh kasih tampa pamrih, akan menyenangkan hati Tuhan karena mencerminkan dari kasih karunia Kristus, dampaknya adalah wibawa atau charisma Tuhan Yesus akan terpancar pada murid-murid Yesus yang memancarkan kasihnya kepada orang lain. Ini merupakan kesaksian hidup yang akan berdampak pada orang yang merasakan kebaikan dan kasih kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun