BAGJA mendorong Guru Penggerak untuk melakukan refleksi mendalam terhadap situasi dan kondisi pendidikan di sekitar mereka. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis, mereka didorong untuk menggali akar permasalahan, mengidentifikasi kesenjangan, dan memahami potensi yang belum tergali.
2. Membangun Kolaborasi yang Kuat:
BAGJA tidak dirancang untuk dijalankan secara individual. Pendekatan ini menekankan pentingnya kolaborasi dengan para pemangku kepentingan pendidikan, seperti murid, orang tua, rekan guru, dan pemimpin sekolah. Melalui diskusi dan pertukaran ide, Guru Penggerak dapat menemukan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
3. Merumuskan Visi yang Jelas:
BAGJA membantu Guru Penggerak dalam menggali mimpi dan aspirasi bersama untuk masa depan pendidikan yang lebih baik. Dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mereka dapat merumuskan visi yang jelas dan terukur yang menjadi landasan bagi transformasi pendidikan.
4. Menyusun Rencana Aksi yang Konkret:
BAGJA tidak berhenti pada mimpi dan visi. Pendekatan ini mendorong Guru Penggerak untuk menerjemahkan ide-ide mereka ke dalam rencana aksi yang konkret dan terukur. Dengan menetapkan langkah-langkah yang jelas dan strategi yang tepat, mereka dapat mengimplementasikan perubahan secara efektif.
5. Menjaga Momentum Transformasi:
BAGJA bukan proses yang statis, tetapi sebuah perjalanan dinamis yang berkelanjutan. Pendekatan ini menekankan pentingnya monitoring dan evaluasi untuk memastikan bahwa transformasi pendidikan berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam menentukan visi haruslah di lakukan dengan bijaksana, musyawarah, mufakat dan kepentingan bersama untuk melangkah lebih baik lagi
Visi Saya