Momen paling dinantikan adalah hari sabtu. Setiap hari sabtu mama pasti ke pasar untuk menjual pisang, kakao, kopra dan aneka jualan lainnya. Setiap kali pulang dari pasar, di keranjang belanja mama pasti ada roti, donat, sarimie dan permen blis (sejenis Winston). Sungguh, nikmat apalagi yang kau dustakan untuk kebaikan ini?
Seputar Keluarga
Bapa dan mama adalah dua manusia tangguh yang berhasil menghidupi kami dengan profesi mereka sebagai petani ladang. Tersebab pendapatan yang tidak menentu dan tuntutan biaya hidup yang tidak sedikit, beberapa kali bapak pernah merantau ke Malaysia.
Sebetulnya merantau ke Malaysia merupakan sebentuk tren di kampung kami. Rata-rata setiap rumah mempunyai satu atau dua orang yang merantau ke Malaysia.
Cerita tentang TKI yang masuk melalui jalur tikus dari Batam ke Malaysia, sawah, keindahan Kuala Lumpur, dan pekerja ilegal yang menjadi buronan polisi Malaysia sudah sering saya dengar sejak kecil. Pestisida jenis Round Up, Tape Deck, Minicompo dan Buah Naga yang ada di kampung, dulunya dibawa dari Malaysia. Bahkan Millo dalam benak kami anak kampung adalah produk Malaysia yang paling menyehatkan.Â
Bagaimana tidak, setiap kali ada yang pulang merantau, Millo selalu menjadi oleh-oleh favorit. Dan semua yang pulang merantau pasti gemuk-gemuk, katanya itu efek minum Millo.
Cerita tentang kehidupan di Negeri Jiran ini banyak saya dapatkan dari bapak. Bapak termasuk salah seorang yang beruntung, beberapa kali lolos dari kejaran polisi. Tiga kali keluar masuk Malaysia tanpa pernah mengantongi dokumen legal. Belajar banyak hal mengenai pertanian dan peternakan di sana.
Dalam kesederhanaan, kami dibesarkan dalam keluarga. Banyak nilai hidup ditanamkan kepada kami sejak dini. Pesan Bapa Mama sederhana "Belajarlah yang rajin. Cukup bapa dan mama yang jadi petani. Jangan merantau ke Malaysia, hidup tidak tenang di sana. Kamu harus jadi lebih baik dari bapa dan mama. Jangan pernah menyerah. Doa kami menyertai perjalanan hidup kalian".
Seputar Pendidikan
Saya mulai mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 1, sebuah sekolah Katolik di kampung mama. Di situ saya tinggal dengan mamatua kakak dari mama saya. Sebetulnya, ada satu sekolah di dekat kampung tapi karena pertimbangan jarak tempuh dan medan jalan, saya harus ke SDK kekandere 1.
Di sekolah ini saya hanya sampai kelas II. Setelah ujian kenaikan kelas saya lalu pindah ke SDK Kekadori. Nah, waktu itu di SDK Kekadori tidak ada kelas III. Karena pihak sekolah tidak menerima siswa satu tahun ajaran tersebab kekurangan siswa.