Mohon tunggu...
Balda Fauziyyah
Balda Fauziyyah Mohon Tunggu... Penerjemah - Movie Reviewer

Watch a lot, make reviews. Twitter, IG & Letterboxd : baldafauziyyah

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Venom", Parasit Jahat di Tubuh Wartawan Baik

3 Oktober 2018   15:13 Diperbarui: 3 Oktober 2018   15:56 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tom Hardy dalam VENOM|http://www.venom.movie

Jenny Slate dan Riz Ahmed dalam VENOM|http://www.venom.movie
Jenny Slate dan Riz Ahmed dalam VENOM|http://www.venom.movie
Terkadang manusia yang punya niat paling baik bisa melakukan tindakan paling jahat tanpa disadari. Bukan hanya Eddie yang punya Venom di dalam dirinya, tapi juga Carlton. Carlton terlalu ambisius dengan proyek penyelamatan manusia di Life Foundation. Dengan mengorbankan banyak orang dalam eksperimennya, ia yakin suatu hari ia bisa dikenang sebagai penyelamat generasi bumi. 

Bagi saya, itulah maksud dari tagar #WeAreVenom atau #KitaVenom yang sering kita lihat di media sosial. Dalam diri kita, pasti ada Venom atau hal-hal yang membuat iman kita goyah dan mempengaruhi pikiran kita untuk berbuat jahat, seperti Venom di dalam tubuh Eddie yang terus menjadi pergulatan batinnya. 

Keengganan Eddie untuk berbuat jahat dipatahkan oleh Venom yang ingin mengubah Eddie menjadi pahlawan, meski dengan cara yang salah, setidaknya tidak jadi pecundang lagi. 

Orang baik seperti Eddie pasti akan memikirkan konsekuensi atas perbuatannya, sementara Venom mendorongnya untuk mendobrak aturan, bahkan sampai level paling ekstrem sekali pun, seperti memakan kepala orang semaunya di jalan. Konsep inilah yang membuat saya suka dengan penceritaan film Venom.

Tom Hardy dalam VENOM|http://www.venom.movie
Tom Hardy dalam VENOM|http://www.venom.movie
Karena ini film action, tentu adegan fighting paling ditunggu-tunggu. Saya senang karena perkelahiannya cukup brutal tapi tidak terlihat sadis sehingga tidak perlu merasa mual melihat banyak darah berceceran. 

Kegemaran Venom dengan kepala manusia untuk dimakan sebenarnya terdengar cukup disturbing, saya kira akan banyak adegan Eddie memakan otak manusia lumat-lumat atau mencaplok kepala manusia hingga buntung. Ternyata tidak juga. Venom lebih mengedepankan aksi bak-bik-buk dengan koreo fighting yang keren. Selain itu, adegan kejar-kejaran antara anak buah Carlton dan Eddie yang mengendarai motor cukup seru. 

Jalanan San Fransisco yang menanjak tinggi menambah ketegangan adegan, apalagi sosok Venom sering muncul bergantian di suasana genting itu, yang lagi-lagi mengundang banyak tawa karena ekspresi Eddie yang sangat ketakutan tapi butuh Venom juga untuk melindunginya.

Overall, saya sangat menikmati film Venom. Terlepas dari awalnya yang cenderung membosankan, sisi komedi dan aksinya cukup menjanjikan. Akting Tom Hardy pun patut diberikan apresiasi tinggi.

Venom bisa ditonton di bioskop-bioskop terdekat mulai 3 Oktober 2018. Jangan beranjak buru-buru dari kursi bioskop karena ada dua post-credit scenes yang memberikan petunjuk untuk sekuelnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun