Sutradara : Ruben Fleischer
Pemain : Tom Hardy, Michelle Williams, Riz Ahmed, Jenny Slate
Genre : Action
Berbicara soal Venom, mungkin hanya pembaca komik Marvel yang tahu soal itu atau setidaknya orang-orang yang sudah nonton Spider-Man 3 (2007). Saya termasuk golongan yang kedua itu.Â
Dengan adanya Venom yang saat itu diperankan oleh Topher Grace, saya anggap Spider-Man 3 adalah seri terbaik dari trilogi Spider-Man-nya Tobey Maguire. Tidak hanya takjub dengan sosoknya yang garang dan mengerikan, tapi juga dengan kemampuannya yang hampir sama dengan Spider-Man.
Film Venom dimulai dengan jatuhnya pesawat luar angkasa milik Life Foundation yang dipimpin oleh Carlton Drake (Riz Ahmed). Parasit-parasit misterius ditemukan di dekat bangkai pesawat, yang kemudian dibawa ke Life Foundation untuk dipelajari lebih lanjut. Carlton yang berambisi menyelamatkan umat manusia menjadi narasumber Eddie untuk liputannya, dan Eddie berani menanyakan hal-hal sensitif yang cenderung menuduh Life Foundation telah membunuh banyak orang untuk eksperimennya.Â
Tepat setelah Eddie mewawancarai Carlton, Eddie dan Anne langsung dipecat dari pekerjaan mereka masing-masing. Saat itulah, hidup Eddie langsung jungkir balik. Ia kehilangan banyak hal berharga dalam hidupnya, terutama Anne yang memutuskan hubungan mereka.
Salah satu ilmuwan di Life Foundation, Dr. Dora Skirth (Jenny Slate), merasa eksperimen parasit itu sudah melewati batas wajar. Tidak berani protes ke Carlton, Dr. Skirth menghubungi Eddie untuk menguak rahasia di Life Foundation. Eddie menyusup ke sana dan menemui salah satu temannya terinfeksi parasit itu, hingga akhirnya parasit itu berpindah ke dirinya sendiri.
Berakting seperti orang gila yang berhalusinasi, sering bicara sendiri, atau seperti orang berkepribadian ganda, Tom menampilkan sisi komedi yang jarang kita lihat di film lainnya dan tetap tampak sangar dengan tubuhnya yang kekar. Padahal, Eddie bukan orang yang kuat dan tidak jago berkelahi, bahkan ia pun takut ketinggian. Namun, saat menjadi Venom, Tom sekaligus bisa menjadi Eddie juga, terlihat garang di luar tapi sebenarnya penakut. Saya puas sekali dengan akting Tom di film ini. Ia berhasil memberikan warna di sisi gelap Venom.
Bagi saya, itulah maksud dari tagar #WeAreVenom atau #KitaVenom yang sering kita lihat di media sosial. Dalam diri kita, pasti ada Venom atau hal-hal yang membuat iman kita goyah dan mempengaruhi pikiran kita untuk berbuat jahat, seperti Venom di dalam tubuh Eddie yang terus menjadi pergulatan batinnya.Â
Keengganan Eddie untuk berbuat jahat dipatahkan oleh Venom yang ingin mengubah Eddie menjadi pahlawan, meski dengan cara yang salah, setidaknya tidak jadi pecundang lagi.Â
Orang baik seperti Eddie pasti akan memikirkan konsekuensi atas perbuatannya, sementara Venom mendorongnya untuk mendobrak aturan, bahkan sampai level paling ekstrem sekali pun, seperti memakan kepala orang semaunya di jalan. Konsep inilah yang membuat saya suka dengan penceritaan film Venom.
Kegemaran Venom dengan kepala manusia untuk dimakan sebenarnya terdengar cukup disturbing, saya kira akan banyak adegan Eddie memakan otak manusia lumat-lumat atau mencaplok kepala manusia hingga buntung. Ternyata tidak juga. Venom lebih mengedepankan aksi bak-bik-buk dengan koreo fighting yang keren. Selain itu, adegan kejar-kejaran antara anak buah Carlton dan Eddie yang mengendarai motor cukup seru.Â
Jalanan San Fransisco yang menanjak tinggi menambah ketegangan adegan, apalagi sosok Venom sering muncul bergantian di suasana genting itu, yang lagi-lagi mengundang banyak tawa karena ekspresi Eddie yang sangat ketakutan tapi butuh Venom juga untuk melindunginya.
Overall, saya sangat menikmati film Venom. Terlepas dari awalnya yang cenderung membosankan, sisi komedi dan aksinya cukup menjanjikan. Akting Tom Hardy pun patut diberikan apresiasi tinggi.
Venom bisa ditonton di bioskop-bioskop terdekat mulai 3 Oktober 2018. Jangan beranjak buru-buru dari kursi bioskop karena ada dua post-credit scenes yang memberikan petunjuk untuk sekuelnya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H