Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Retorika sebagai Seni Komunikasi

8 Februari 2024   23:15 Diperbarui: 8 Februari 2024   23:20 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Retorika Sebagai Seni Komunikasi (Dok pribadi)

Saat berkomunikasi, penting untuk dipahami   setiap pesan yang anda kirim memiliki dua tingkatan: tingkat hubungan dan tingkat konten. Tingkat konten mengacu pada apa yang anda katakan secara spesifik   informasi yang ingin anda sampaikan. Tingkat hubungan, di sisi lain, mendefinisikan apa yang dikatakan tentang hubungan antara anda dan lawan bicara anda. Ini menunjukkan bagaimana anda memandang diri  sendiri dalam hubungannya dengan orang lain dan sebaliknya.

Misalnya, bayangkan ketika mengatakan kepada rekan satu tim anda, "Saya pikir kita harus mendesain ulang presentasi ini." Pada tingkat konten,  memberikan umpan balik pada presentasi dan menyarankan perubahan. Namun pada tingkat hubungan,  mengatakan    memiliki hak atau posisi untuk memberikan masukan dan menyarankan perubahan. Hal ini menunjukkan citra diri  sebagai seseorang yang mempunyai pendapat terhadap karya orang lain dan berhak mengutarakannya.

Seringkali aspek hubungan inilah yang menimbulkan kesalahpahaman dan konflik, apalagi jika tidak disikapi secara eksplisit. dan mungkin merasa memberikan umpan balik yang membangun , sementara anggota tim menganggapnya sebagai serangan terhadap keterampilan atau posisi mereka dalam tim. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan tingkat hubungan dalam setiap komunikasi dan memastikan   pesan-pesan tersebut menyampaikan isi dengan jelas dan mendukung hubungan yang positif.

Penting untuk menyeimbangkan kedua aspek ini dan menggunakannya secara efektif dalam setiap situasi komunikasi. Ketika   memahami dan menerapkan konsep ini,   akan menemukan   komunikasi   menjadi lebih efektif dan lebih mampu menjaga hubungan yang positif dan produktif.

Bayangkan anda sedang memberikan presentasi atau mengambil bagian dalam percakapan.  Bercerita jauh lebih bermanfaat daripada sekadar menyajikan fakta atau data. Daripada menyajikan rentetan informasi kepada audiens anda, ceritakan sebuah kisah. Ini mempunyai banyak keuntungan. Cerita membangkitkan minat dan lebih berkesan dibandingkan fakta yang terisolasi. Mereka memiliki kemampuan untuk menciptakan hubungan emosional dengan audiens, yang pada gilirannya membantu memperkuat pesan  dan membuatnya lebih berdampak.

Saat Anda memasukkan cerita ke dalam komunikasi. Anda dapat memanfaatkan kecenderungan manusia untuk menyukai dan memahami struktur naratif. Manusia pada dasarnya adalah pendongeng. Mereka telah menceritakan dan mendengarkan cerita sejak awal zaman. Dengan memenuhi kebutuhan manusia ini, meningkatkan kemungkinan pesan  didengar dan meninggalkan kesan mendalam.

Dan  mungkin berpikir   anda tidak mempunyai cerita yang bagus untuk diceritakan atau   informasi anda terlalu "kering" untuk dimasukkan ke dalam sebuah cerita. Namun setiap informasi, setiap topik dapat menjadi hidup dan menarik melalui cerita yang diceritakan dengan baik. Pikirkan tentang bagaimana   dapat memasukkan fakta ke dalam struktur naratif. Pikirkan tentang elemen ketegangan, konflik, dan resolusi apa yang dapat dimasukkan.

Komunikasi adalah sebuah seni, dan seperti seni lainnya, ada alat dan teknik yang dapat di gunakan untuk meningkatkan keterampilan. Kunci untuk meningkatkan komunikasi adalah mempelajari dan menerapkan berbagai teknik dan alat retoris.

Dari Yunani kuno hingga politik modern, komunikasi retoris telah terbukti menjadi alat yang berharga untuk menyampaikan pesan secara efektif. Dengan pemahaman yang kuat tentang teknik retoris, seseorang dapat berargumentasi dengan lebih meyakinkan, mendengarkan dengan lebih efektif, dan mengartikulasikan pemikirannya dengan lebih jelas.

Metafora dan contoh yang efektif adalah dua alat penting yang harus dimiliki dalam gudang retorika. Metafora dapat menuangkan ide-ide yang rumit ke dalam kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami dengan menggambarkan gambaran dan situasi yang familier bagi pendengarnya. Alat ini tidak hanya dapat membantu memperjelas konsep yang kompleks, namun   dapat membantu pesan yang selalu diingat.

Contoh membantu mengilustrasikan ide-ide abstrak. Mereka mengilustrasikan seperti apa ide atau konsep tertentu dalam praktiknya dan membantu pendengar lebih memahami konteksnya. Selain itu, contoh yang dipilih dengan baik dapat menarik secara emosional dan membuat pesan menjadi lebih menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun