Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pra Socrates, Socrates, Pasca Socrates (9)

1 Februari 2024   20:42 Diperbarui: 1 Februari 2024   20:45 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika bagian rasional seseorang mendominasi jiwa, maka orang tersebut berjuang untuk kebaikan tertinggi, keadilan dan kebenaran; Inilah para filosof, jika bagian afektif jiwa lebih berkembang, maka seseorang bercirikan keberanian, keberanian dan kemampuan menundukkan nafsu pada kewajiban; demikianlah para penjaga, dan jumlah mereka jauh lebih banyak daripada para filosof. Jika bagian jiwa yang lebih rendah dan serakah mendominasi, maka seseorang harus mengabdikan dirinya pada pekerjaan fisik - menjadi pengrajin atau petani, dan ada sebagian besar dari orang-orang seperti itu.

Jiwa dapat bertransmigrasi dan berada dalam keberadaan ideal yang sangat masuk akal; Oleh karena itu, manusia memiliki ide bawaan   kenangan berada di dunia eidos. Ruang itu satu, terbatas dan berbentuk bola. Pusat Kosmos adalah Bumi. Dikelilingi oleh planet dan bintang. Pencipta dunia  sang demiurge  menganugerahi dunia dengan tatanan tertentu.

Masyarakat manusia diatur berdasarkan teori negara ideal. Negara ideal muncul sebagai masyarakat yang terdiri dari tiga kelompok sosial, Mereka adalah para penguasa  filsuf, ahli strategi   pejuang, produsen   petani dan pengrajin.

Aristotle (384 sd 322 SM). Ia dilahirkan di Makedonia dalam keluarga seorang dokter istana. Dia belajar dengan Platon   di akademi c. 20 tahun. Masa hidup Aristotle bertepatan dengan melemahnya demokrasi di Athena dan kota-kota Yunani lainnya, dengan berdirinya Makedonia dan dimulainya kebijakan agresif raja-raja Makedonia. Diketahui Aristotle membesarkan putra Tsar Philip Alexander, pendiri Kerajaan Besar. Pada tahun 335 SM Aristotle mengatur sekolahnya sendiri di Athena - bacaan yang terkenal.Selama 12 tahun, Aristotle mengawasi pekerjaan ekstensif bacaan tentang sistematisasi pengetahuan filosofis dan ilmiah, pengenalan disiplin ilmu baru, khususnya logika.

Ia mempelajari masalah logika, psikologi, ontologi, epistemologi, kosmologi, dll. Ajaran Aristotle sendiri berkembang sebagai akibat kritiknya terhadap ajaran Platon   tentang gagasan.  1. Ide Platon   adalah salinan sederhana (ganda) dari hal-hal yang masuk akal dan tidak berbeda isinya. - Pemikiran yang sangat materialistis!;  2. Tipe (eidos) atau gagasan seseorang pada hakikatnya tidak berbeda dengan ciri-ciri umum individu. 3 . Karena Platon   memisahkan dunia gagasan dari dunia benda, maka gagasan tidak dapat memberikan kontribusi apa pun terhadap keberadaan benda.

Menurut Aristotle, setiap pemikiran merupakan kesatuan materi dan bentuk. Dalam batas-batas dunia yang dirasakan, transisi yang konsisten dimungkinkan dari materi ke bentuk yang terkait dengannya, dan dari bentuk ke materi yang terkait dengannya. Yang ada hanyalah hal-hal yang terisolasi individu.

Doktrin Aristotle tentang wujud didasarkan pada ajarannya tentang kategori. Pengetahuan yang paling lengkap tentang suatu hal dicapai ketika hakikat dari hal tersebut diketahui. Kategori adalah kategori utama konsep tentang keberadaan, tentang hakikat segala sesuatu. Aristotle menawarkan sepuluh kategori seperti: orang, kuantitas, kualitas, hubungan, tempat, waktu, posisi, properti, tindakan, penderitaan. Tuhan Aristotle adalah pikiran yang aktif, pemikiran tertutup, semacam Absolut spiritual Pikiran yang memikirkan dirinya sendiri dan pemikirannya memikirkan tentang pemikiran.

Citasi: Apollo

  • Aristophanes, Clouds, K.J. Dover (ed.), Oxford: Oxford University Press. 1970.
  • Barnes, J. (ed.). 1984. The Complete Works of Aristotle, New Jersey: Princeton University Press.
  • Benardete, S. 1991. The Rhetoric of Morality and Philosophy. Chicago: University of Chicago
  • Derrida, J. 1981. Dissemination, trans. B. Johnson. Chicago: University of Chicago Press.
  • Grote, G. 1904. A History of Greece vol.7. London: John Murray.
  • Guthrie, W.K.C. 1971. The Sophists. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Kerferd, G.B. 1981a. The Sophistic Movement. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Kerferd, G.B. 1981b. The Sophists and their Legacy. Wiesbaden: Steiner.
  • Hegel, G.W.F. 1995. Lectures on the History of Philosophy, trans. E.S. Haldane, Lincoln:
  • Jarratt, S. 1991. Rereading the Sophists. Carbondale: Southern Illinois Press.
  • McCoy, M. 2008. Plato on the Rhetoric of Philosophers and Sophists.Cambridge: Cambridge University Press.
  • Nehamas, A. 1990.  Eristic, Antilogic, Sophistic, Dialectic: Plato's Demarcation of Philosophy from Sophistry'.
  • Sprague, R. 1972. The Older Sophists. South Carolina: University of South Carolina Press.
  • Xenophon, Memorabilia, trans. A.L. Bonnette, Ithaca: Cornell University Press. 1994.
  • Wardy, Robert. 1996. The Birth of Rhetoric: Gorgias, Plato and their successors. London: Routledge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun