Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kriminologi, Teori Psikologi Sigmund Freud

11 Desember 2023   21:44 Diperbarui: 11 Desember 2023   23:23 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepribadian yang jahat dan tidak dewasa.  Mereka umumnya memiliki kecenderungan skizofrenia atau paranoid yang kuat. Fantasi pedofil ada di mana-mana dalam jiwa subjek. Mereka terstruktur pada masa remaja dan bertahan hingga memasuki usia tua. Subjek (umumnya laki-laki) bisa sangat cerdas dan terintegrasi dengan baik secara profesional (dalam profesi yang terkait dengan dunia anak atau memerlukan sering bepergian seperti perwakilan). Beberapa subjek berpartisipasi dalam jaringan pedofilia dan prostitusi anak. Perbuatannya terjadi di luar atau di dalam keluarga, bersifat kekerasan (pemerkosaan, hubungan paksa). Jika menyangkut anak dalam lingkungan keluarga, hal itu dapat bertahan lama karena pedofil menguasai korbannya dan menerapkan kerahasiaan. Pedofil jenis ini hanya mencari kenikmatan seksual dan tidak merasa bersalah.

Psikopat.  Mereka sepenuhnya didominasi oleh fiksasi pedofil kompulsif. Subyeknya seringkali memiliki tingkat intelektual yang rendah. Kehidupan rumah tangga mereka  tidak stabil dan penuh kekerasan. Subyek sering melakukan prostitusi dewasa atau anak-anak. Sepanjang hidup mereka, mereka semakin memperburuk tindakan pedofil mereka bukan karena pengaruh pencarian kesenangan fisik melainkan perasaan yang mematikan dan merusak. Dengan dinginnya emosi yang luar biasa, subjek-subjek ini tidak merasa bersalah. Profil psikologis para pembunuh berantai (yang umumnya adalah penjahat seksual) mirip dengan dua tipe terakhir yang disebutkan.

(apollo Kompasiana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun