Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Parrhesia, Sebagai Etika Era Digital (1)

6 Desember 2023   19:47 Diperbarui: 7 Desember 2023   08:26 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parrhesia, Sebagai Etika Era Digital (1)

Diskursus pertama-tama untuk membuat presentasi singkat tentang apa yang saya pahami sebagai landasan yang mungkin bagi konsepsi etika informasi yang luas berdasarkan apa yang saya sebut ontologi digital. Mengikuti konsepsi Heidegger tentang hubungan antara ontologi dan metafisika, saya berpendapat ontologi berkaitan dengan Wujud itu sendiri dan bukan hanya Wujud dari wujud yang merupakan persoalan metafisika. Ontologi, dalam terminologi Foucault, adalah problematisasi metafisika. Pada langkah kedua saya akan membahas beberapa aspek kunci etika informasi dengan menempatkan pertanyaan tentang status ontologis tubuh manusia sebagai pusat refleksi saya.

Pandangan reduksionis mengenai tubuh manusia sebagai data digital mengabaikan batas-batas ontologi digital dan melepaskan landasan orientasi etika. Diskursus menganalisis beberapa konsekuensi mendasar dari pandangan etika informasi bagi agen digital, pertanyaan tentang kesenjangan digital dan aspek antar budaya dari jaringan digital global. Dan  menganalisis beberapa perbedaan antara konsepsi ontologi digital dan konsep yang dikemukakan oleh Luciano Floridi. Terakhir  menyajikan agenda jangka panjang dan jangka pendek mengenai etika informasi dan akan menunjukkan pentingnya dialog antar budaya dalam bidang ini.

Ontologi Digital. Beberapa ide ontologi digital berikut ini dikembangkan pada tahun 2001 dalam pertukaran email dengan filsuf Australia Michael Eldred; seperti yang Heidegger tunjukkan dalam Being and Time:

Menjadi, sebagai tema dasar filsafat, bukanlah kelas atau genus entitas; namun hal ini berkaitan dengan setiap entitas. 'Universalitasnya' harus dicari lebih tinggi. Wujud dan struktur Wujud berada di luar setiap entitas dan setiap karakter yang mungkin dimiliki suatu entitas. Wujud adalah transenden yang murni dan sederhana.   Dan transendensi Wujud Dasein bersifat khas karena menyiratkan kemungkinan dan perlunya individuasi yang paling radikal. (Heidegger).

Makna Wujud berada di luar jawaban pasti apa pun jika Wujud dipahami dalam konteks waktu, dan jika, tentu saja, berbagai modus dan turunannya dapat dipahami dalam modifikasi dan derivasinya masing-masing dengan mempertimbangkan waktu. (Heidegger); Penghancuran sejarah ontologi oleh Heidegger didasarkan pada gagasan historisalitas Dasein atau eksistensi manusia dan historisitas Wujud itu sendiri.

Citasi:

  • Aristotle.,1984, Nicomachean Ethics, W.D. Ross (trans.), revised by J.O. Urmson, in The Complete Works of Aristotle, The Revised Oxford Translation, vol. 2, Jonathan Barnes (ed.), Princeton: Princeton University Press, 1984.
  • Cooper, John M. (ed.), 1997, Plato: Complete Works, Indianapolis: Hackett.
  • Fine, Gail (ed.), 1999, Plato 1: Metaphysics and Epistemology, Oxford: Oxford University Press.
  • Foucault, Michel., The Courage of Truth: The Government of Self and Others II; Lectures at the College de France, 1983-1984 (Michel Foucault Lectures at the College de France, 11), 2012
  • Gregor, M. (ed.), 1996, Practical Philosophy, Cambridge: Cambridge University Press.
  • Guyer, P. (ed.), 2000, Critique of the Power of Judgment, Cambridge: Cambridge University Press.
  • __ 1992, The Cambridge Edition of the Works of Immanuel Kant, Cambridge: Cambridge University Press
  • Haidegger, Martin, Being and Time, translated by J. Macquarrie and E. Robinson. Oxford: Basil Blackwell, 1962 (first published in 1927).
  • __., Kant and the Problem of Metaphysics, translated by R. Taft, Bloomington: Indiana University Press, 1929/1997;
  • Locke, J. 1689, An Essay Concerning Human Understanding, in P. Nidditch (ed.), An Essay Concerning Human Understanding, Oxford: Clarendon Press, 1975.
  • Miller, Jon (ed.), 2011, Aristotle’s Nicomachean Ethics: A Critical Guide, Cambridge: Cambridge University Press.
  • Reeve, C.D.C., 1992, Practices of Reason: Aristotle’s Nicomachean Ethics, Oxford: Oxford University Press;
  • White, Nicholas P., 1976, Plato on Knowledge and Reality, Indianapolis: Hackett.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun