Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Etnografi Suku Aborigin, Riset Kualitatif Agama Totemisme Durkheim (2)

29 November 2023   21:19 Diperbarui: 29 November 2023   21:56 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang diskusinya tentang sifat dan penyebab kepercayaan totemik, Durkheim menegaskan  tidak ada gagasan tentang jiwa, roh, atau dewa yang berperan. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan diskusi ini, perlu ditunjukkan bagaimana gagasan-gagasan tersebut – yang bersifat universal di antara agama-agama yang dikenal  bisa berkembang dari konsepsi yang lebih esensial yang baru saja dijelaskan. Setiap masyarakat yang dikenal, misalnya, mengakui keberadaan jiwa manusia   diri kedua yang sangat halus, yang bersemayam di dalam dan menjiwai tubuh; dan karena penduduk asli Australia memberikan contoh paling primitif mengenai kepercayaan ini, pencarian Durkheim mengenai asal usul kepercayaan ini dimulai dengan menanyakan bagaimana penduduk asli sendiri menjelaskannya.

Menurut pengamatan Durkheim, menurut orang Australia, jiwa yang masuk dan menjiwai tubuh anak-anak yang baru lahir bukanlah ciptaan khusus dan orisinal; sebaliknya, mereka adalah jiwa tua dari nenek moyang klan yang telah meninggal, yang reinkarnasinya menjelaskan fenomena pembuahan dan kelahiran. Nenek moyang seperti itu mempunyai kekuatan dan kebajikan super yang menjadikan mereka suci; dan yang paling penting, mereka dikandung bukan dalam bentuk manusia, melainkan hewan dan tumbuhan. Durkheim kemudian menyimpulkan  jiwa manusia hanyalah suatu bentuk mana yang terindividualisasi , prinsip totemik yang menjelma, dan bentuk paling primitif dari konsep dualitas kodrat manusia yang telah membingungkan para filsuf dan teolog dari masyarakat yang lebih maju abad.

Citasi:

  • Emile Durkheim,. The Division of Labor in Society. Translated by W.D. Halls. New York: The Free Press, 1984.
  • The Elementary Forms of the Religious Life. Translated by Karen Fields. New York: Free Press, 1995.
  • Sociology and Philosophy. Translated by D. F. Pocock. London: Cohen and West, 1953.
  • Alexander, Jeffrey and Philip Smith. eds. The Cambridge Companion to Durkheim. Cambridge:
  • Allen, N.J., W.S.F. Pickering, and W. Watts Miller. eds. On Durkheim’s Elementary Forms of Religion Life. London: Routledge, 1998.
  • Collins, Randall. Interaction Ritual Chains. Princeton: Princeton University Press, 2004.
  • Lukes, Steven. “Introduction.” in The Rules of Sociological Method and Selected Texts on Sociology and Its Method, by Émile Durkheim, translated by W. D. Halls, edited and with a new introduction by Steven Lukes. New York: The Free Press, 2014.
  • Nielsen, Donald. Three Faces of God: Society, Religion, and the Categories of Totality in the Philosophy of Emile Durkheim. Albany: SUNY Press, 1998.
  • Pickering, William S. F. Durkheim’s Sociology of Religion. London: Routledge, 1984.
  • Rosati, Massimo. Ritual and the Sacred: A Neo-Durkheimian Analysis of Politics, Religion and the Self. London: Routledge, 2009.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun