Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Diskursus Sosiologi Fenomenologis (1)

31 Oktober 2023   19:49 Diperbarui: 2 November 2023   18:33 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk memahami bagaimana interaksi dipahami dalam kerangka Mazhab Chicago, penting untuk merujuk pada sosok William I. Thomas, yang dipengaruhi oleh kontribusi Charles H. Cooley dan John Dewey, merupakan pendahulu terpenting Interaksionisme. .Simbol. Gagasan pokok pemikiran Thomas (1905) adalah  semua fakta sosial dapat dibaca sebagai manifestasi interaksi manusia, dalam konteks sejarah tertentu; dan dari gagasan ini muncul gagasan lain: semua tindakan sosial adalah produk dari motif dan niat para aktor sosial. 

Thomas menempatkan dirinya pada pendekatan situasional, yaitu memahami definisi individu atas situasi   sebagai satuan yang dapat menjelaskan keseluruhan perilaku sosial. Bagi Thomas, individu selalu bertindak terhadap sesuatu sesuai dengan maknanya bagi dirinya; dan makna ini diberikan oleh interaksi subjek sebelumnya. Oleh karena itu, penulis menempatkan dirinya dalam ketegangan antara individu dan sosial, yang memandu seluruh perkembangan Psikologi Sosial.

Penulis penting lainnya adalah Robert E. Park, pelopor Ekologi Manusia. Penulis mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang perilaku kolektif, oleh karena itu ia memandang masyarakat sebagai produk interaksi antar individu yang membentuknya. Usulannya tentang Ekologi Manusia didasarkan pada konsep komunitas. Bagi Taman Nasional, komunitas dapat didefinisikan dari unsur-unsur berikut: merupakan populasi yang terorganisir secara teritorial; kurang lebih berakar pada tanah yang ditempatinya; dan unit-unit individualnya hidup dalam hubungan saling ketergantungan.

Aliran Interaksionisme Simbolik yang muncul pada tahun 1938 ketika Herbert Blumer membaptisnya dengan nama tersebut, didasarkan pada pentingnya komunikasi dalam perkembangan masyarakat, kepribadian dan kebudayaan. Akar sejarah Interaksionisme Simbolik adalah pragmatisme dan behaviorisme: yang pertama, karena pentingnya tindakan subjek bagi keberadaan realitas sejati; yang kedua,  dalam George H. Mead akan mengambil karakter sosial dan bukan psikologis, karena kepedulian terhadap perilaku individu yang dapat diamati secara empiris. Menurut pendekatan ini, individu adalah subjek sekaligus objek komunikasi, sedangkan kepribadian terbentuk dalam proses sosialisasi melalui tindakan timbal balik unsur objektif dan subjektif dalam komunikasi. 

Pertimbangan ini menjadikan Interaksionisme Simbolik sebagai arus pemikiran yang terletak di tengah-tengah antara Psikologi Sosial karena penekanannya pada interaksi dan Sosiologi Fenomenologis karena pertimbangan interaksi sebagai landasan konstruksi konsensus seputar definisi realitas sosial. Pentingnya interaksi menurut Interaksionisme Simbolik dapat diringkas dalam tiga poin penting: nilai yang diberikan pada keterasingan makna komunikasi sehari-hari dan pentingnya peran empati dalam masyarakat, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain; pertimbangan  realitas sosial dijelaskan melalui interaksi individu dan kelompok sosial; dan meluasnya penggunaan studi kasus yang umumnya didasarkan pada prosedur induktif.

Dengan demikian, Interaksionisme Simbolik menekankan pada interaksi individu dan interpretasi proses komunikasi ini dalam situasi langsung, dan tidak memperhatikan struktur sosial, sistem ideologi, dan hubungan fungsional, tetapi pada dunia makna simbol-simbol yang ada di dalamnya. subjek bertindak. Tujuan utama penelitian yang dilakukan saat ini adalah mempelajari interpretasi para aktor terhadap simbol-simbol yang lahir dari aktivitas interaktif mereka. Karya kunci untuk memahami kontribusi aliran pemikiran ini adalah Interaksionisme Simbolik , oleh Herbert Blumer (1968). 

Dan menetapkan tiga premis dasar yang menjadi dasar refleksi teoritis dan penelitian empiris yang dilakukan dari Interaksionisme Simbolik, yaitu:1) Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna yang dimiliki benda-benda itu bagi dirinya, atau dengan kata lain manusia bertindak berdasarkan makna yang dikaitkannya pada benda-benda dan situasi yang ada di sekelilingnya.  2) Arti penting dari hal-hal tersebut diperoleh atau timbul dari interaksi sosial yang dilakukan seorang individu dengan pelaku lainnya. 3) Makna-makna tersebut digunakan sebagai suatu proses penafsiran yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan hal-hal yang ditemuinya, dan diubah melalui proses tersebut.

Citasi:

  • Georg Simmel: An Introduction,. Mike FeatherstoneView all authors and affiliations., Volume 8, Issue 3.,  https://doi.org/10.1177/026327691008003001
  • Georg Simmel Reconsidered.,  Albert Salomon., International Journal of Politics, Culture, and Society., Vol. 8, No. 3 (Spring, 1995), pp. 361-378 (18 pages)., Published By: Springer
  • Die Religion. Frankfurt am Main: Rutten and Loening, 1906. Translated by Curt Rosenthal as Sociology of Religion. New York: Philosophical Library, 1959.
  • Soziologie. Untersuchungen uber die Formen der Vergesell-schaftung. Leipzig: Duncker and Humblot, 1908. Partly translated, with other essays, by Kurt H. Wolff in The Sociology of Georg Simmel. Glencoe, IL: Free Press, 1950.
  • The Problems of the Philosophy of History: An Epistemological Essay. New York: Free Press, 1977.
  • The Philosophy of Money. London; Boston: Routledge & Kegan Paul, 1978.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun