"Dalam hubungan antara alasan percaya diri dan agama, ini hanya masalah menghancurkan ilusi  tetapi ilusi yang sama sekali tidak acuh tak acuh, melainkan memiliki efek destruktif yang mendasar pada umat manusia, merampas  perasaan orang-orang mereka. kebenaran dan kebajikan." Bagi Feuerbach, agama ternyata merupakan ilusi dengan potensi berbahaya, yang dirumuskan Freud dalam ketajaman ini hanya dalam tulisannya yang terakhir "The Unease in Culture" (1930). Feuerbach  menyebut asal muasal ilusi religius sebagai psikogenetik.
"Harapan adalah asal, adalah inti dari agama - esensi para dewa tidak lain adalah esensi dari keinginan." Â Pada akhir abad ke-19, pandangan antropologis ini diperdalam dan dipadatkan dalam apa yang disebut filosofi ketidaksadaran, yang pendukungnya Arthur Schopenhauer dan Friedrich Nietzsche dapat dilihat sebagai sudut pandang oleh Freud.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI