Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Paradoks Manusia sebagai Subjek (2)

5 April 2023   00:07 Diperbarui: 5 April 2023   01:30 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paradoks Manusia Sebagai Subjek (2)/Dokumentasi pribadi

Metamorfosis yang awalnya sangat menakutkan ini dicapai melalui pemisahan proyektif dari yang sensual. Sifat tubuh, yang selalu bersifat seksual, diubah menjadi kekuatan asing yang luar biasa yang secara sepihak dianggap berasal dari feminin. Sementara calon subjek laki-laki memperpendek jalannya menuju Tuhan dan mengurangi jaraknya dari keberadaan sebagai roh murni, Setan memasuki wanita itu. Pengalihdayaan semua sensualitas kepada pasangan wanita memungkinkan untuk menyerahkan mereka untuk dibakar di tiang pancang.

Tubuh jinak tanpa tubuh tetap ada, di mana akal universal akhirnya bisa menang kekuatan asing yang dianggap sepihak berasal dari perempuan. Sementara calon subjek laki-laki memperpendek jalannya menuju Tuhan dan mengurangi jaraknya dari keberadaan sebagai roh murni, Setan memasuki wanita itu. Pengalihdayaan semua sensualitas kepada pasangan wanita memungkinkan untuk menyerahkan mereka untuk dibakar di tiang pancang. Sementara calon subjek laki-laki memperpendek jalannya menuju Tuhan dan mengurangi jaraknya dari keberadaan sebagai roh murni, Setan memasuki wanita itu. Pengalihdayaan semua sensualitas kepada pasangan wanita memungkinkan untuk menyerahkan mereka untuk dibakar di tiang pancang. Tubuh jinak tanpa tubuh tetap ada, di mana akal universal akhirnya bisa menang.

Api Pencerah, kata para pembelanya, memandikan dunia dalam cahaya yang sangat berbeda dari nyala api "takhayul" dan "intoleransi" yang telah meluaskan Eropa selama berabad-abad. Pada kenyataannya, subjektivitas rasional universal yang bersinar terang melanjutkan dengan cara yang lebih luhur dari bentuk keselamatan jiwa yang lebih tua dari penganiayaan terhadap jasmani yang diberikan kepada perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun