Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cakrawala, dan Temporalitas Hermeneutika Gadamer

10 Maret 2023   22:49 Diperbarui: 10 Maret 2023   23:20 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya saya tidak mengusulkan metode, tetapi menjelaskan apa yang ada.Dan hal-hal itu seperti yang telah saya jelaskan, saya pikir itu tidak dapat dipertanyakan secara serius,Bahkan seorang ahli metode sejarah pun tidak dapat sepenuhnya membebaskan dirinya dari prasangka zamannya, dari lingkungan sosialnya., dari posisi nasionalnya dll. 

Apakah ini pasti kekurangan? Dan kalaupun demikian, menurut saya secara filosofis adalah kewajiban untuk memikirkan mengapa kekurangan ini masih ada setiap kali sesuatu dilakukan. Dengan kata lain, saya hanya menganggap ilmiah untuk mengenali apa yang ada, bukan memulai dari apa yang seharusnya atau apa yang diinginkan. Dalam pengertian ini, saya mencoba untuk berpikir di luar konsep metode sains modern (yang tentu saja mempertahankan alasan relatifnya), dan berpikir pada prinsipnya dengan cara menghasilkan apa yang selalu terjadi.

Deskripsi tentang apa yang ada, adalah cara pemahaman eksistensial. Hermeneutika dengan demikian menjadi cara pemahaman universal yang berakar pada temporalitas Dasein. Bahkan sains memiliki cara yang paling orisinal atau eksistensial, dengan kata-katanya sendiri, cakrawala pemahaman itu, sehingga metode pun dipahami untuk sementara. 

Karya Gadamer dapat dipahami sebagai cara yang luar biasa untuk mengembangkan pemahaman eksistensial Heidegger. Dengan nuansa penggabungan Husserl ke dalam cakrawala.

Citasi:

Gadamer, Truth and Method., Seabury Press, 1975

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun