Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nagel: Kehendak Bebas, dan Determinisme (2)

26 Februari 2023   22:31 Diperbarui: 27 Februari 2023   21:42 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun Ritzenhoff membuktikan keberatan determinisme terhadap kebebasan berkehendak tidak dapat diterima, Namun, ketika membuktikan ini, seseorang dapat menuduhnya dengan argumen melingkar: Dia mengasumsikan kehendak bebas dan memilih model penjelasan banyak kemungkinan yang menegaskan hal ini. 

Masalah adanya kemungkinan manusia hanya percaya dirinya memiliki kehendak bebas belum terpecahkan. Karena teori Ritzenhoff, seperti halnya teori determinisme, tidak memiliki klaim kebenaran. Dan bekerja dengan cara yang persis sama seperti para peneliti ilmu alam. Dia menilai teori berdasarkan kegunaannya dan bukan berdasarkan kebenarannya. Tetapi filsafat secara tradisional mencari kebenaran. Namun, jika seseorang menempatkan tuntutan yang begitu tinggi pada solusi masalah ini, itu mungkin tidak pernah terselesaikan.

Citasi:

  • Arendt, Hannah The Human Condition: Second Edition
  • Arendt, Hannah (1906-1975) was one of the leading social theorists in the United States. Her Lectures on Kant's Political Philosophy and Love and Saint Augustine are also published by the University of Chicago Press.
  • Boyle J., Grisez G., and Tollefsen O. (1976): Free Choice (University of Notre Dame Press, Notre Dame).
  • Inwagen P. van (1975): The incompatibility of free will and determinism. Philosophical Studies 27, 185/199.
  • Max Planck Encyclopedia of Comparative Constitutional Law, Oxford University Press, May 2017
  • Thomas Nagel (Author),.The View from Nowhere Revised ed. Edition

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun