Sains dengan demikian dimulai dengan logika, sebagai momen generalitas abstrak (A), yang menentang keberlainannya, alam sebagai kekhususan (B), untuk melengkapi individualitas (E) dari ide konkret tentang roh.
Namun, masing-masing dari ketiga bagian ini adalah keseluruhan dalam dirinya sendiri dan dapat dipahami sebagai permulaan baru (dari perkembangan batinnya sendiri) dan dengan demikian sebagai sesuatu yang umum, yang terbagi lagi sebagai sesuatu yang istimewa dan akhirnya mendapatkan kembali kesatuannya, yang kini telah tumbuh. bersama-sama, sebagai individu. Momen-momen perkembangan dari proses-proses individual ini sekali lagi harus dianggap sebagai keumuman, kekhususan, dan perincian.