Di atas segalanya, kekuatan mobilisasi inilah yang sebagian besar telah hilang sejak 1989, menurut Traverso. Dia menyebut kekuatan ini melankolis sisi kiri. Melankolis adalah perasaan kehilangan yang mirip dengan kesedihan, tetapi kesedihan adalah proses di mana orang yang berkabung akhirnya mengatasi penderitaannya dan akhirnya menyingkirkan apa yang hilang, dalam kasus kami adalah visi utopis masyarakat.Â
Artinya, si pelayat bisa move on dan memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang baru, ia bisa menyerah dan beradaptasi dengan masyarakat di sekitarnya. Tapi orang melankolis tidak bisa melanjutkan.Â
Dia mengidentifikasi dengan yang terhilang dan mengubah penderitaannya menjadi isolasi batin yang memisahkannya dari dunia di sekitarnya. Oleh karena itu, tesisnya adalah: Dari keadaan ini yang ditandai oleh pengalaman bencana (kalah dalam pertempuran, penghinaan, penganiayaan, pengasingan) muncul kekuatan yang kuat yang dapat digunakan untuk menempa ingatan kolektif yang kuat.
Ini adalah kesadaran akan sejarah yang menurut Traverso melelahkan, tetapi tidak kelam atau mendemotivasi. Mengapa? Justru karena perasaan negatif menyatu dengan cakrawala harapan utopis dan perspektif sejarah.Â
Oleh karena itu, kesadaran akan sejarah ini sangat dipolitisasi, dan hal itu menciptakan kekaguman, membangkitkan keberanian, dan memperkuat kesetiaan terhadap tuntutan gerakan buruh untuk perubahan radikal. Barangkali inilah makna semboyan kental yang dianut perjuanganpaling mendalam tentang?Â
Kekalahan traumatis memberi legitimasi pada perjuangan baru, penghormatan terhadap leluhur dan keturunan politik diciptakan, dan mereka yang menerima nilai-nilai gerakan buruh dapat memanfaatkan ini sebagai sumber perjuangan politik yang hampir tidak ada habisnya.Â
Tapi sekitar tahun 1989, banyak dari ini datang bersama-sama, kita percaya Traverso. Dialektika ingatan sejarah antara pengalaman masa lalu dan masa depan utopis kini rusak atau tersembunyi.
Setelah sosialisme negara: Waktu sekarang yang kekal di dunia tertutup?
Kekuatan terbesar buku ini adalah analisis rezim historisitas yang berlaku setelah tahun 1989. Penyebab langsung dari krisis ingatan kita diungkapkan sebagai runtuhnya sosialisme negara, tetapi Traverso mengingatkan kita tentang sebab-sebab penting yang berkontribusi.Â
Kondisi kerja yang fleksibel dan rentan secara bertahap menggantikan perusahaan produksi besar yang telah lama mencirikan kapitalisme industri di masa keemasannya, dan ini jelas telah melemahkan kolektif pekerja yang kuat di Eropa Barat.Â
Secara politik, ini sering berbondong-bondong dalam jumlah ratusan ribu ke partai sosial demokrat dan komunis, partai-partai yang merupakan aktor penting dalam pembentukan ingatan politik kolektif. Dengan cara ini, transformasi partai massa tradisional dalam gerakan buruh menjadi mesin elektoral untuk mencari klien politik  merupakan alasan utama rasa sejarah dalam krisis.