Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rerangka Pemikiran Hannah Arendt (4)

5 November 2022   23:03 Diperbarui: 5 November 2022   23:08 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentang "Vita Activa"/dokpri

Persamaan ini mengarah pada keyakinan keliru kebebasan hanya mungkin terjadi jika seseorang tidak melakukan tindakan dan publisitas dan memilih kehidupan pribadi. Semakin jauh jarak dari ranah urusan interpersonal, semakin yakin individu akan kedaulatannya. Namun, kedaulatan, yaitu "otonomi tanpa syarat dan kontrol atas diri sendiri"   sepenuhnya bertentangan dengan pmanusia ngan Arendt tentang pluralitas manusia: "Tidak ada manusia yang berdaulat karena Manusia,  dan bukan manusia, menghuni bumi " miring hanya di sini) dan: "di mana pun pluralitas berperan, kedaulatan hanya mungkin dalam imajinasi". Bagi, kedaulatan dan kebebasan hampir bertolak belakang, karena gagasan tentang keterkendalian, yang bergema dalam konsep kedaulatan, tidak dapat didamaikan dengan tak terkendalinya pluralitas manusia.

Singkatnya, hubungan antara dua aspek dapat dibangun dalam konsep tindakan Hannah Arendt. Di satu sisi   sisi individu - tindakan adalah tindakan memulai serangkaian peristiwa baru atau memutus rantai peristiwa sebelumnya dengan awal yang baru. Di sisi lain ada media tindakan: jalinan referensi manusia yang pluralistik melalui mana tindakan dan ucapan hanya menjadi bermakna, atau ruang publik di mana tindakan dapat terjadi dan yang dihasilkan oleh tindakan ini. Hanya melalui keterbukaan dua sisi dari konsep tindakan Arendt inilah pertanyaan tentang kepribadian dan identitas ("siapa-satu-adalah") di satu sisi dapat digabungkan dengan pertanyaan tentang ruang publik yang sesuai dengan politik di sisi lain.

Citasi: Hannah Arendt_  The Human Condition. Chicago : The University of Chicago Press, 1958.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun