Persamaan ini mengarah pada keyakinan keliru kebebasan hanya mungkin terjadi jika seseorang tidak melakukan tindakan dan publisitas dan memilih kehidupan pribadi. Semakin jauh jarak dari ranah urusan interpersonal, semakin yakin individu akan kedaulatannya. Namun, kedaulatan, yaitu "otonomi tanpa syarat dan kontrol atas diri sendiri" Â sepenuhnya bertentangan dengan pmanusia ngan Arendt tentang pluralitas manusia: "Tidak ada manusia yang berdaulat karena Manusia, Â dan bukan manusia, menghuni bumi " miring hanya di sini) dan: "di mana pun pluralitas berperan, kedaulatan hanya mungkin dalam imajinasi". Bagi, kedaulatan dan kebebasan hampir bertolak belakang, karena gagasan tentang keterkendalian, yang bergema dalam konsep kedaulatan, tidak dapat didamaikan dengan tak terkendalinya pluralitas manusia.
Singkatnya, hubungan antara dua aspek dapat dibangun dalam konsep tindakan Hannah Arendt. Di satu sisi  sisi individu - tindakan adalah tindakan memulai serangkaian peristiwa baru atau memutus rantai peristiwa sebelumnya dengan awal yang baru. Di sisi lain ada media tindakan: jalinan referensi manusia yang pluralistik melalui mana tindakan dan ucapan hanya menjadi bermakna, atau ruang publik di mana tindakan dapat terjadi dan yang dihasilkan oleh tindakan ini. Hanya melalui keterbukaan dua sisi dari konsep tindakan Arendt inilah pertanyaan tentang kepribadian dan identitas ("siapa-satu-adalah") di satu sisi dapat digabungkan dengan pertanyaan tentang ruang publik yang sesuai dengan politik di sisi lain.
Citasi: Hannah Arendt_Â The Human Condition. Chicago : The University of Chicago Press, 1958.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H